Biaya Produksi Minyak di Blok Rokan Mahal

RIAU RRINEWSS.COMBiaya produksi minyak di Blok Rokan, Riau, disebut mahal. Pasalnya, untuk mengeksploitasi minyak di lapangan minyak tertua RI ini diperlukan cara pengurasan tahap lanjut atau Enhanced Oil Recovery (EOR) dengan teknologi yang lebih mahal.

Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto menjelaskan, mahalnya biaya eksploitasi minyak di Blok Rokan ini juga dikarenakan kandungan air di sumur minyak tersebut sangat tinggi, bahkan mencapai 99%.

“Kita juga mendorong yang disebut EOR karena memang secara volume besar sekali volume airnya, di Rokan misalnya 99% adalah air. Jadi produksi per barelnya jadi sangat mahal,” jelasnya kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Selasa (7/11/2023).

Namun demikian, dia mengatakan produksi minyak yang mahal tersebut harus terus digenjot untuk bisa mempertahankan tingkat produksi minyak dalam negeri.

“Intinya kita harus berbuat maksimal agar lifting tetap bisa kita pertahankan,” pungkasnya.

Seperti diketahui, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), operator Blok Rokan, kini tengah berada di puncak produksi minyak dan gas (migas) di Indonesia. Adapun produksi minyak Blok Rokan berada di level 172.000 barel per hari (bph).

EVP Upstream Business Edwil Suzandi mengatakan, capaian tertinggi produksi Blok Rokan tersebut diraih bertepatan dengan peringatan dua tahun alih kelola Chevron ke PHR. Selain itu capaian tersebut juga bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-66 Provinsi Riau.

“Alhamdulillah, hari ini PHR menjadi momen bersejarah bagi PHR di mana bertepatan dengan 2 tahun alih kelola Blok Rokan dan HUT Riau, produksi PHR di Blok Rokan mencapai angka 172.710 bph, di mana ini merupakan angka tertinggi sejak alih kelola dan juga insya Allah menjadi angka produksi migas tertinggi di Indonesia saat ini,” kata Edwil berdasarkan keterangan tertulis, Rabu (9/8/2023).

Edwil menegaskan, capaian tertinggi ini tak lepas dari andil para pekerja dan mitra kerja PHR, serta dukungan dari para pemangku kebijakan dan juga masyarakat Riau. Ia pun mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak terhadap PHR selama ini.

“Semoga PHR bisa terus meningkatkan kinerjanya dalam upaya menopang energi nasional dan capaian target 1 juta barel minyak per hari pada 2030,” kata Edwil.

Produksi minyak di blok tertua RI ini kini bahkan telah menyalip produksi dari lapangan minyak termuda RI, yakni Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, yang dikelola ExxonMobil Cepu Ltd.

Produksi minyak dari Blok Cepu kini berada di kisaran 140 ribu barel per hari (bph).*** (wia/cnbci)