Istri Korupsi Rp 191 Triliun, Suami Jual Apartemen Mewah

RRINEWSS.COMKasus korupsi yang menimpa pengusaha properti di Vietnam Truong My Lan, juga berdampak pada bisnis sang suami Eric Chu. Eric Chu yang juga berbisnis di sektor properti menjual aset menyusul ditangkapnya sang istri.

Truong My Lan ditangkap pada Oktober 2022 lalu karena kasus korupsi senilai Rp 191 triliun yang melibatkan perusahaanya Van Thinh Phat dengan Saigon Commercial Bank (SGB). di SGB, Truong My Lan adalah pemegang saham mayoritas sementara Van Thin Phat bertindak sebagai pendiri sekaligus Chairmowan.

Diberitakan VN Express pada Agustus lalu, Eric Chu telah menjual aset senilai US$ 127,6 juta atau setara Rp 1,9 triliun. Menurut laporan Bloomberg, dia disebut sudah menjual apartemen mewah dan hotel di Hong Kong. Dia juga mengalami penurunan jumlah transaksi setelah kasus itu.

Pada Juni 2023 lalu, dia menjual sebuah hotel dengan kerugian 50% dan sebuah proyek yang sedang dibangun dengan harga 39% lebih rendah dari harga pembeliannya.

Chu dan istrinya memiliki aset real estat senilai sekitar $1 miliar.

Seperti diketahui, Dikutip dari DW, pada 17 November lalu, petinggi perusahaan real estate Van Thinh Phat, Truong My Lan diduga menilap uang sekitar 304 triliun dong atau setara Rp 191 triliun dari Saigon Commercial Bank. Di sana, Truong My Lan merupakan pemegang saham mayoritas.

Truong My Lan yang ditangkap tahun lalu mengoperasikan jaringan sebanyak lebih dari 1.000 perusahaan dalam dan luar negeri, termasuk perusahaan-perusahaan cangkang miliknya. Dia meminjam uang Rp 618 triliun dari Saigon Commercial Bank dan mengambil sepertiganya lewat perusahaan bayangan yang ia bentuk.

Selain Truong My Lan, Kementerian Keamanan Vietnam juga merekomendasikan penuntutan terhadap 85 orang lainnya, termasuk 24 pejabat pemerintah dan rekanan dari perusahaan properti tersebut juga Saigon Commercial Bank.

Skandal ini merupakan skandal korupsi terbesar dalam sejarah Asia Tenggara. Sebagai perbandingan, skandal 1MDB yang terdokumentasi dengan baik di Malaysia pada tahun 2010-an, yang menyebabkan partai dominan di Malaysia kehilangan kekuasaan untuk pertama kalinya, melibatkan pencurian €4,1 miliar dari dana kekayaan negara.*** (zlf/dtc/zlf)