RRINEWSS.COM – Firma arsitektur dan teknis bangunan Skidmore, Owings & Merrill (SOM) merilis konsep gedung tertinggi di dunia pada Mei lalu. Gedung itu akan memiliki tinggi 3 ribu kaki (914 meter) yang juga akan berfungsi sebagai baterai raksasa.
Dalam sebuah keterangan kepada CNN International, Rabu (7/8/2024), SOM mengatakan gedung itu akan dilengkapi motor bertenaga listrik serta jaringan kelistrikan yang berpusat pada balok-balok raksasa yang ditanam layaknya lift. Saat ada permintaan energi, balok-balok akan diturunkan, melepaskan energi, yang akan diubah menjadi listrik.
“Ini adalah kesempatan untuk mengambil keahlian ini dan menggunakannya untuk penyimpanan energi, yang memungkinkan kita untuk melepaskan diri dari bahan bakar fosil,” kata Bill Baker, mitra konsultan di SOM.
Gedung-gedung tinggi adalah spesialisasi SOM. Perusahaan ini merancang One World Trade Center di New York, Willis Tower di Chicago, yang sebelumnya dikenal sebagai Sears Tower, dan gedung pencakar langit tertinggi di dunia, Burj Khalifa di Dubai, yang tingginya lebih dari 828 meter.
Khusus proyek gedung ini, SOM akan bekerja sama dengan perusahaan penyimpanan energi Energy Vault. Keduanya menyebut ruang bagi penyewa perumahan dan komersial di menara ini akan terletak pada struktur berongga yang menyerupai poros lift untuk memindahkan balok-balok energi.
“Pada akhirnya, energi multi-gigawatt-jam dapat disimpan, yang cukup untuk memberi daya pada beberapa gedung,” kata CEO Energy Vault, Robert Piconi.
SOM dan Energy Vault kini tengah mencari mitra pengembangan untuk mewujudkan desain mereka. Sejauh ini, belum dapat dipastikan di mana gedung ini akan dibangun.
“Jika Anda membangun bangunan atas yang tinggi, kami hanya memanfaatkannya. Kredibilitas SOM di bidang gedung tinggi akan membantu mengatasi tantangan dalam membangun gedung pertama,” tambah Piconi.
Memungkinkan penggunaan energi terbarukan akan membantu mengimbangi jejak karbon gedung-gedung super tinggi. Saat ini, sektor bangunan dan konstruksi bertanggung jawab atas hampir 40% emisi gas rumah kaca global.
Sejumlah pekerjaan sedang dilakukan untuk mengatasinya, mulai dari melengkapi bangunan dengan isolasi yang lebih baik hingga membangun dengan bahan alternatif yang kurang intensif karbon, seperti kayu.
Beberapa bangunan benar-benar menjadi lebih hijau. Di Milan, arsitek Italia StefanoBoeri telah menciptakan menara yang ditutupi pepohonan dan semak belukar. Konsep desain ini telah diaplikasikan untuk sebuah menara di Dubai.***(cnbc)