Nikon, Sony dan Canon Uji Coba Teknologi Membedakan Foto Asli dan Buatan AI

RRINEWSS.COM – Masalah foto asli dan foto palsu atau editan belakangan mencuat setelah teknologi artificial intelligence (AI) mampu menghasilkan gambar mirip asli secara massif. Untuk mengatasi masalah ini, sejumlah pabrikan kamera Jepang diam-diam tengah menguji coba teknologi otentikasi baru yang bisa membedakan foto asli dan editan.

Nantinya akan tersemat watermark di setiap foto yang dihasilkan.

Nikon, Sony, dan Canon adalah pabrikan yang berencana melakukan hal tersebut. Menurut perusahaan, langkah ini akan melindungi para jurnalis dari maraknya foto palsu yang dihasilkan oleh artificial intelligence (AI). Ketiga pabrikan secara kolaboratif akan mengembangkan teknologi baru yang menampilkan tanda tangan digital yang tahan terhadap konten palsu.
Sehingga para jurnalis bisa lebih cermat dalam menyisipkan foto di medianya. Baca Juga Mengenal PIGEON, Teknologi AI Terbaru yang Bisa Mengungkap Lokasi dari Foto Teknologi watermark yang inovatif ini diharapkan dapat diintegrasikan ke dalam kamera yang diluncurkan pada 2024.

Watermark yang ditambahkan akan mencakup informasi penting seperti tanggal, waktu, lokasi, dan bahkan identitas fotografer. Selain itu, perusahaan akan memperkenalkan layanan verifikasi berbasis web untuk mengautentikasi foto secara gratis. Untuk gambar yang dilengkapi dengan watermark, situs web verifikasi akan menampilkan tanggal dan kredensial tertanam lainnya.
Dilansir dari Techspot, Kamis (4/1/2024), langkah ini penting mengingat pabrikan Jepang menguasai sekitar 90 persen pasar kamera global. Sony berencana menggabungkan teknologi ini ke dalam tiga kamera SLR mirrorless “kelas profesional” melalui pembaruan firmware dan akan menyediakan server otentikasi sendiri untuk memverifikasi integritas tanda tangan digital.

Canon akan menawarkan layanan autentikasi serupa pada 2024, dan perusahaan secara aktif mengembangkan solusi untuk memasukkan tanda tangan digital ke dalam konten video. Canon telah berkolaborasi dalam inisiatif ini dengan kantor berita dan universitas sejak tahun 2019. Maraknya layanan AI generatif telah menyebabkan terciptanya konten deepfake yang semakin canggih dan manipulasi gambar dari individu-individu terkemuka.

Selain itu, kecepatan pembuatannya pun semakin cepat, dengan model generatif baru dari Universitas Tsinghua yang mampu menghasilkan sekitar 700.000 gambar per hari. Lihat Juga: OpenAI Siap Luncurkan GPT Store, Ini Keunggulan yang Dijanjikan (msf)