Jembatan Panglima Sampul Meranti Roboh, Akses Menuju Kota Lumpuh

RRINEWSS.COM- MERANTI — Telah berulang kali jembatan di Kepulauan Meranti roboh ke laut, sebelumnya terjadi di Tasikputri Puyu, kini di Jembatan Panglima Sampul Kecamatan Tebingtinggi Barat.

Jembatan Panglima Sampul ini merupakan penghubung Desa Alai dengan Desa Gogok Darussalam. Jembatan ini merupakan akses terdekat menuju kota ataupun sebaliknya. Dia terletak di Sungai Perumbi Kecamatan Tebingtinggi Barat.

“Sepergi gempa dan mengeluarkan suara gemuruh ketika jembatan itu akan rubuh. Untuk tidak ada kendaraan yang melintas pada saat kejadian,”ujar warga.

Tak hanya masyarakat Kecamatan Tebingtinggi Barat yang menggunakan akses ini. Masyarakat dari tiga kecamatan lain, Pulau Merbau, Merbau dan Tasikputri Puyu pun memanfaatkannya.

Jembatan Panglima Sampul ini dibangun sekitar tahun 2002 saat Kepulauan Meranti masih jadi Bagian dari Kabupaten Bengkalis. Sejak dibangun itu, tidak ada pemugaran atau perawatan. Sementara aktivitas padat di atasnya.

Menurut Kepala Desa Alai Jonnedy, Jambatan Panglima Sampul ambruk sekitar pukul 11.10 WIB, Rabu (22/05/2024). Sebelum tercebur ke laut, jembatan mengeluarkan bunyi pecah atau retak.

Bunyi ini, menarik perhatian warga sekitar. Mereka pun berinisiatif untuk melarang warga melintas di atasnya. “Sebelum ambruk, jembatan berbunyi. Kami langsung melarang warga agar tak melintas di atasnya,” kata Jonnedi kepada wartawan, Rabu (22/5/2024) siang.

Berbarengan dengan bunyi, tambah Jonnedi, terjadi pergeseran antara badan jembatan dengan akses penghubungnya ke bagian sisi kiri kanan jembatan (bagian darat). Pergeseran ini makin lama makin melebar dan akhirnya jembatan ambruk ke laut.

“Beruntung tak ada korban jiwa. Cuma, akses kita ke kota menjadi sangat jauh,” kata Jonnedi.

Pasca jembatan ambruk, warga harus memutar 5 desa untuk sampai ke kota. Yang biasanya dari Desa Alai langsung ke Desa Gogok, kini harus melintasi Desa Batangmalas, Tenan, Maini Darul Aman, Mantiasa kemudian baru ke Desa Gogok.

Selisih jalan yang harus dilintasi selama 1 jam perjalanan normal. Ini merupakan akses alternatif satu-satunya jika hendak ke kota di Selatpanjang.

Hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanda-tanda akan dibangun jembatan kempang penyeberangan di Sungai Perumbi dekat jembatan Panglima Sampul yang ambruk.***

sumber :cakaplah.com