RRINEWSS.COM- Eskalasi di wilayah Semenanjung Korea masih terus memanas. Ini disebabkan langkah Korea Utara (Korut) yang menembakan hingga 200 artileri ke wilayah dekat Korea Selatan (Korsel) Jumat lalu, yang mendorong Seoul melakukan evakuasi warga dan latihan menembak dadakan.
Dalam laporan Reuters, Pyongyang masih melakukan peluncuran semacam ini pada hari Sabtu dengan menembakan lebih dari 60 artileri dan 90 penembakan tambahan pada Minggu. Korut mengklaim tidak menimbulkan ancaman terhadap Korsel karena latihan penembakan tersebut sejajar dengan perbatasan.
“Sekali lagi saya perjelas bahwa alasan keamanan untuk memicu Tentara Rakyat Korea (KPA) telah terpeleset,” kata “tuan putri” Korut, Kim Yo Jong, saudari dari Pemimpin Tertinggi Kim Jong Un dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita milik negara itu KCNA, dikutip Reuters, Senin (8/1/2024).
“Sebagaimana telah dinyatakan, KPA akan segera melancarkan serangan militer jika musuh melakukan provokasi sekecil apa pun,” katanya memberi sinyal kemungkinan perang baru antar Korea.
Korsel sendiri mengadakan latihan penembakan dadakan di laut sebagai tanggapan terhadap serangan artileri. Namun sebagai mana kantor berita Negeri Ginseng Yonhap mengatakan, tidak ada rencana untuk melakukan hal serupa setelah penembakan Korut pada hari Sabtu dan Minggu
Sebelumnya, latihan di kedua sisi perbatasan pada hari Jumat memicu peringatan bagi penduduk Pulau Yeonpyeong, Korsel, untuk dievakuasi. Meski begitu, tidak ada laporan mengenai peluru yang melintasi perbatasan maritim.
Korut dan Korsel sebenarnya secara resmi masih berperang. Ini dikarenakan Perang Korea pada tahun 1953 berakhir dengan gencatan senjata dan bukan perjanjian perdamaian formal.
Panasnya kedua Korea kali ini ini pun timbul setelah latihan militer gabungan Amerika Serikat (AS)-Korsel di dekat perbatasan. Korsel diketahui melibatkan Tim Tempur Brigade Stryker AS, yang berlatih bersama pada 29 Desember di kota perbatasan Pocheon, sekitar 46 km Timur Laut Seoul.
Tak lama setelah itu, Korut menyebut latihan ini sebagai manuver perang yang sembrono. Negara pimpinan Kim Jong Un itu juga mengejek Seoul karena mendukung ambisi hegemonik Washington ketika negara itu tidak mempunyai peluang untuk menang atau bertahan hidup.
Di sisi lain, Pulau Yeonpyeong dekat dengan apa yang dikenal sebagai Garis Batas Utara (NLL), perbatasan maritim de facto yang memisahkan kedua Korea. Pada 2010, pulau itu pernah menjadi sasaran rudal Korut yang menewaskan dua marinir Korsel dan dua warga sipil. Selain itu, serangan itu menyebabkan 18 orang terluka dan lebih dari 100 bangunan rusak.*** (sef/cnbci/sef)