Terkait Pembunuhan Aktivis Lingkungan, Ini Bukan Kasus Biasa?

PEKANBARU RRINEWSS.COMKelompok Masyarakat Sipil, para aktivis, dari berbagai kalangan di Riau menggelar aksi di depan Mapolda Riau pada Rabu (2/8/2023). Mereka menuntut Kapolda dan jajarannya untuk memberikan perhatian serius terhadap kasus pembunuhan sadis yang dialami aktivis lingkungan hidup dan petani sawit, Arsyad Rachim.

Para aktivis dan juga penasehat hukum korban, banyak kejanggalan yang dijumpai dari keterangan pers Kapolres Kuantan Singingi AKBP Pangucap Priyon Soegito atas kasus pembunuhan yang terjadi pada 4 Juli 2023 lalu di Desa Kompe Berangin, Cerenti, Kuantan Singingi, Riau itu.

Kuasa Hukum korban Alhamran Ariawan dan Ali Husin Nasution mengatakan, kasus ini bukanlah kasus pembunuhan biasa. Kasus ini harus diusut tuntas. ”Pembunuhan ini bukanlah pembunuhan biasa, tapi pembunuhan yang sangat sadis, keji dan terencana. Oleh karenanya perlu dilakukan metode pendekatan scientific crime investigation, metode yang memadukan teknik prosedur dan juga teori ilmiah guna melawan kejahatan dan memenuhi kebutuhan hukum,” kata Alhamran.

Sementara itu Koordinator Solidaritas untuk Arsyad, Asmar, meminta dengan tegas kepada kepolisian agar merespon kasus ini dengan presisi. I  agar tidak terjadi kekeliruan dalam proses pengusutannya. ”Kami yakin Pak Kapolda Irjen Pol Mohammad Iqbal akan menjaga reputasinya sebagai pemimpin kepolisian yang adil dan berpihak kepada anggota masyarakat yang dizalimi dan menjunjung kebenaran dari setiap kasus kriminal yang mereka tangani. Kami yakin itu,” ujar Asmar.

Polres Kuansing menyimpulkan bahwa pembunuhan itu adalah kasus kriminal biasa. Pelaku, berinisial PT, disebut pelaku tunggal dan menyebutkan pembunuhan itu terjadi dalam kontruksi yang sangat sederhana sekali. Yaitu diawali adanya kesalahpahaman antara korban dan pelaku, dimana pelaku saat itu mengendarai sepeda motor yang bermuatan sawit dalam keranjang mengeber-ngeber gas sepeda motor di hadapan korban.

Arsyad sendiri ditemukan meninggal dalam kondisi bersimbah darah selitar pukul 17.35 WIB pada 4 Juli 2023 itu. Has otopsi, ditemukan 9 bekas bacokan parang pada tubuh korban. Atas kesimpulan itu, Asmar yang juga didukung para aktivis, berbagai elemen kelompok masyarakat Kelurahan Pangkalan Kasai, Indragiri Hulu, para mahasiswa Fakultas hukum, dan jaringan lembaga sipil di Pekanbaru akan mengawal pengusutan kasus ini.

”Kami akan terus memperjuangkan keadilan ini dan meminta Kapolda Riau dan jajarannya maupun Kapolres Kuantan Singingi untuk meresponnya dengan tidak melindungi pelaku. Namun mengadili perkara pembunuhan ini dengan jernih, adil dan memberikan kesempatan kepada beberapa saksi yang mengetahui kronologis maupun sebab-akibat dari peristiwa tragis itu,” tegasnya.

Jika tidak ada kemajuan, lanjut Asmar, pihaknya akan membawa lebih banyak peserta aksi dan mengangkat kasus ini ke tingkat nasional.

Polres Kuansing Segera Limpahkan Kasus

Polres Kuansing terus menggesa pemberkasan kasus pembunuhan warga Desa Kompe Berangin Kecamatan Cerenti, Arsyad (41) ke Kejaksaan Negeri Kuansing. “Dalam waktu dekat, Polres Kuansing segera melimpahkannya pada Kejaksaan Negeri Kuansing. Ini kita sedang pemberkasan, ” kata Kapolres Kuansing AKBP Pangucap Priyo Soegito melalui Kasat Reskrim AKP Linter Sihaloho, menjawab Riaupos.co, Rabu (2/8/2023) di Teluk Kuantan.

Linter Sihaloho menjelaskan, dalam pengungkapan kasus ini, Polres bekerja keras dalam mengungkap pelaku pembunuhan. Dimana dalam waktu 49 jam, pembunuhan tunggal yang dilakukan oleh Y (21) bisa terungkap. Polisi, kata Linter, sempat kesulitan mencari pelaku. Sebab, tidak ada saksi langsung yang melihat pembunuhan terhadap Arsyad.

Polisi hanya mengantongi saksi awal yang melihat antara korban dan pelaku terjadi pertengkaran mulut sebelum kejadian. Namun dengan melakukan pendalaman di lapangan, akhirnya Y sebagai pelaku pembunuhan bisa ditangkap di rumah isterinya Desa Koto Inuman, Kamis (6/7/2023) menjelang magrib, sekitar pukul 18.30 WIB.

“Kami juga menggunakan pendekatan scientific crime investigation. Kalau tidak, akan sulit bagi kami mengungkapkannya, “ujar. ***riaupos.co

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *