RRINEWSS.COM- JAKARTA — Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan bank-bank nasional menyediakan 4.713 titik penukaran uang untuk kebutuhan Ramadan dan Lebaran 2024. Titik penukaran uang tersebut tersebar di seluruh Indonesia.
“Untuk penukaran uang, Insyaallah kami akan penuhi sampai level daerah,” kata Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim dalam acara kick off Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idul Fitri (Serambi) 2024, di Gedung BI, Jakarta, Jumat, (15/3/2024).
Marlison mengatakan penukaran uang yang masuk dalam program Serambi 2024 akan diselenggarakan selama 15 Maret hingga 5 April 2024 atau sebelum berlangsungnya libur panjang Idul Fitri.
Dalam hal ini, BI akan menyediakan layanan melalui 449 titik penukaran uang. Sementara itu, perbankan nasional akan menyediakan 4.264 titik penukaran di kantor pusat maupun kantor cabang di seluruh Indonesia.
Ada 16 bank nasional yang mengikuti program ini. Di antaranya Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, BCA, BSI, Bank DKI, CIMB Niaga, Maybank, Bank Muamalat, OCBC NISP, Bank Mega, Bank Sinarmas, Bank Danamon, BJB, dan Bank Permata.
“Khusus di Jakarta yang akan ikut terlibat langsung dan menyediakan armada penukaran uang ada 16 bank,” kata Marlison.
Marlison mengatakan secara keseluruhan BI menyiapkan uang tunai sebanyak Rp 197,6 triliun untuk kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri 2024. Uang tersebut disiapkan untuk semua kebutuhan uang tunai warga Indonesia termasuk untuk kebutuhan penukaran uang. Nilai tersebut lebih besar dari tahun lalu yakni Rp 188,8 triliun.
Marlison menuturkan tren dan asumsi proyeksi kebutuhan uang ini mengalami peningkatan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional 2024. Selain itu, proyeksi juga mempertimbangkan peningkatan mobilitas masyarakat selama periode Ramadan dan Idul Fitri.
Adapun BI akan menyiapkan uang pecahan besar dalam jumlah Rp 172,8 triliun dan uang pecahan kecil sebesar Rp 24,6 triliun.
Selain itu, BI memprediksi perputaran uang selama Ramadan dan Idul Fitri paling tinggi terjadi di Jawa. Perputaran uang di Jawa diperkirakan mencapai Rp 119,9 triliun. Sedangkan outflow terendah terjadi di Bali dan Nusra Rp 7,7 triliun. *** (haa/cnbci/haa)