RRINEWSS.COM- Jakarta- Pengajuan kebangkrutan di Amerika Serikat (AS) melonjak sebesar 18% pada tahun 2023. Berdasarkan data yang terbit pada Rabu (3/1/2024), situasi ini didukung oleh suku bunga yang lebih tinggi, standar pinjaman yang lebih ketat, dan berlanjutnya penghentian dana di era pandemi.
Menurut data dari penyedia data kebangkrutan Epiq AACER yang dikutip Reuters, total pengajuan kebangkrutan di AS, yang mencakup kebangkrutan komersial dan pribadi, naik menjadi 445,186 tahun lalu dari 378,390 pada tahun 2022.
Pengajuan reorganisasi bisnis Bab 11 Komersial melonjak 72% menjadi 6,569 dari 3,819 tahun sebelumnya, kata laporan itu. Pengajuan konsumen naik 18% menjadi 419,55 dari 356,911 pada tahun 2022.
Pada Desember 2023, total pengajuan turun menjadi 34,447 dari 37,860 di November, meskipun jumlah tersebut naik 16% dari tahun sebelumnya.
Jumlah kasus kebangkrutan diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2024, meskipun masih ada jarak untuk melampaui angka 757.816 kasus kebangkrutan yang dilaporkan pada tahun 2019, setahun sebelum pandemi melanda.
“Seperti yang telah diantisipasi, kami melihat pengajuan baru pada tahun 2023 meningkatkan momentum dibandingkan tahun 2022 dengan sejumlah besar pengajuan komersial memimpin perkiraan peningkatan dan normalisasi kembali ke volume kebangkrutan sebelum pandemi,” kata Michael Hunter, wakil presiden Epiq AACER, seperti Reuters.
“Kami memperkirakan peningkatan jumlah pelapor konsumen dan komersial yang mencari perlindungan kebangkrutan akan terus berlanjut pada tahun 2024 mengingat limpasan stimulus pandemi, peningkatan biaya dana, suku bunga yang lebih tinggi, meningkatnya tingkat tunggakan, dan utang rumah tangga yang mendekati tingkat historis.”
Faktanya, menurut data dari Federal Reserve New York, utang rumah tangga di As mencapai rekor tertinggi US$17,3 triliun pada akhir kuartal ketiga. Data menunjukkan bahwa tingkat kenakalan juga semakin tinggi, namun angka tersebut juga masih berada di bawah angka sebelum pandemi.
Kondisi keuangan dunia usaha dan rumah tangga telah mengalami pengetatan signifikan selama dua tahun terakhir berkat kenaikan suku bunga The Fed yang agresif untuk mengendalikan inflasi. Suku bunga pinjaman hipotek, misalnya, pada paruh kedua tahun lalu melonjak ke level tertinggi sejak awal abad ini.
Meskipun demikian, biaya pinjaman dan kondisi keuangan secara keseluruhan mereda selama kuartal keempat tahun 2023 setelah The Fed mengisyaratkan akan segera mengakhiri siklus kenaikan suku bunganya. Bulan lalu pejabat The Fed sendiri mengindikasikan bahwa mereka memperkirakan akan menurunkan suku bunga pada tahun ini. ***(tfa/dtc/wur)