Harga BBM Terus Alami Kenaikan Sampai Akhir Tahun

RRINEWSS.COMPemerintah dinilai perlu mewaspadai potensi naiknya harga minyak mentah dunia yang akan berimbas pada harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi di dalam negeri.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memperkirakan harga minyak mentah berpotensi naik dalam waktu dekat. Ini menyusul kekhawatiran gangguan pasokan global karena berlanjutnya konflik antara kelompok Hamas Palestina dengan Israel.

“Situasi ketidakpastian yang berlanjut berdampak pada risiko kenaikan harga BBM non subsidi,” kata Bhima kepada CNBC Indonesia, Rabu (11/10/2023).

Sementara itu, untuk BBM bersubsidi seperti Pertalite, ia meyakini harganya masih akan tetap dibanderol di level Rp 10.000 per liter. Namun demikian, keputusan pemerintah yang tidak menaikkan harga BBM bersubsidi juga bakal mempengaruhi belanja subsidi sampai akhir tahun.

“Bagi konsumen beruntung ya ada pemilu, pemerintah tidak berani naikkan harga BBM jenis subsidi. Jika bukan di tahun pemilu, harga mungkin sudah naik beberapa kali,” tambah Bhima.

Seperti diketahui, harga minyak mentah dunia dibuka bervariasi pada perdagangan Rabu (11/10/2023) karena kekhawatiran konflik berkelanjutan Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas.

Hari ini harga minyak mentah WTI dibuka melemah tipis 0,01% di posisi US$ 85,96 per barel, sementara dengan minyak mentah Brent dibuka menguat 0,08% ke posisi US$ 87,72 per barel.

Pada perdagangan Selasa (10/10/2023), minyak WTI ditutup terkoreksi 0,47% ke posisi US$ 85,97 per barel, begitu juga dengan harga minyak Brent ditutup lemas 0,57% ke posisi US$ 87,65 per barel.

Harga minyak berakhir pada hari Selasa memantul dari posisi terendah meski tetap ditutup pada posisi melemah. Pergerakan harga minyak masih diselimuti kekhawatiran mengenai potensi gangguan pasokan akibat pertempuran antara Israel dan kelompok Hamas, meskipun para pedagang tetap waspada.

“Saat ini, hal ini lebih seperti permainan pingpong yang penuh rasa takut, tidak takut dibandingkan perdagangan berdasarkan fundamental,” ucap Phil Flynn, analis di Price Futures Group.

Brent dan WTI telah melonjak lebih dari US$ 3,50 pada hari Senin karena bentrokan militer menimbulkan kekhawatiran bahwa konflik tersebut dapat menyebar ke luar Gaza.

“Ada sedikit aksi taking profit dari kenaikan tajam kemarin,” ucap John Kilduff, partner di Again Capital LLC.

Meskipun produksi minyak mentah Israel sangat sedikit, pasar khawatir jika konflik meningkat maka hal itu akan merugikan pasokan Timur Tengah dan memperburuk defisit yang diperkirakan akan terjadi hingga sisa tahun ini.

Di sisi hilir, sejumlah badan usaha penyedia BBM pun telah menaikkan harga produk BBM non subsidi per 1 Oktober 2023. Baik PT Pertamina (Persero), Shell Indonesia, BP-AKR maupun Vivo Energy Indonesia kompak menaikkan harga BBM non subsidi per 1 Oktober 2023.

Sebagai contoh harga BBM non subsidi Pertamina, untuk harga BBM Pertamax naik menjadi Rp 14.000 per liter dari yang sebelumnya dipatok Rp 13.300 per liter.

Kemudian Pertamax Turbo menjadi Rp 16.600 per liter dari sebelumnya Rp 15.900 per liter. Harga Dexlite per 1 Oktober 2023 juga naik dari Rp 16.350 per liter menjadi Rp 17.200 per liter.

Lalu, Pertamina DEX naik dari Rp 16.900 per liter menjadi Rp 17.900 per liter. Terakhir Pertamax Green 95 dari Rp 15.000 per liter menjadi Rp 16.000 per liter.

Berikut daftar harga BBM per liter terbaru di Pertamina, Shell, dan BP-AKR per 1 Oktober 2023:

Harga BBM Pertamina (Jabodetabek):

– Pertalite: Rp 10.000

– Pertamax: Rp 14.000

– Pertamax Turbo: Rp 16.600

– Dexlite: 17.200

– Pertamina Dex: Rp 17.900

– Pertamax Green 95: Rp 16.000

Harga BBM Shell (Pulau Jawa):

– Shell Super: Rp 15.380

– Shell V Power: Rp 16.350

– Shell V Power Diesel: Rp 17.920

– Shell V Power Nitro+: Rp 16.730. ***(wia/CNBCI)