Korupsi Kredit Bank, Bos Sritex Tbk Iwan Setiawan Ditangkap Kejagung

RRINEWSS.COM- Profil Iwan Setiawan Lukminto menjadi sorotan setelah ia ditangkap oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) pada Selasa malam, 20 Mei 2025, terkait dugaan kasus korupsi pemberian kredit bank kepada PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex). Sebelum dibawa ke Jakarta, Iwan sempat transit selama tujuh jam di Kejaksaan Negeri Solo, dari pukul 22.00 WIB hingga 05.00 WIB keesokan harinya.

Menurut Kasi Intelijen Kejari Solo, Widhiarso Nugroho, kehadiran Iwan hanya untuk transit dan didampingi oleh empat petugas Kejagung. Setelah itu, Iwan diterbangkan ke Jakarta melalui Bandara Adi Soemarmo pada Rabu pagi menggunakan maskapai Batik Air. Meski belum ada keterangan resmi mengenai status hukumnya, Kejagung menyatakan bahwa penangkapan tersebut berkaitan dengan penyidikan umum atas dugaan korupsi dalam pemberian fasilitas kredit bank kepada perusahaan tekstil raksasa tersebut.

Berikut ini adalah informasi lengkap mengenai profil Iwan Setiawan Lukminto yang dihimpun detikJateng dari laman resmi Sritex, dokumen laporan keuangan Sritex, Wall Street Journal, serta laporan detikFinance. Mari kita simak!

Profil Iwan Setiawan Lukminto

1. Latar Belakang
Iwan Setiawan Lukminto adalah sosok penting di balik kesuksesan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara. Ia lahir di Solo pada 24 Juni 1975 dan merupakan putra sulung dari mendiang HM Lukminto, pendiri Grup Sritex yang memulai bisnisnya dari sebuah toko batik kecil di Solo pada tahun 1966. Berdasarkan laporan keuangan Sritex tahun 2018, per 31 Desember 2018, Iwan berusia 43 tahun dan berdomisili di Solo, Indonesia.

Dalam hal pendidikan, Iwan menyelesaikan gelar Sarjana di bidang Business Administration dari Suffolk University, Amerika Serikat, pada tahun 1997. Selain itu, ia juga tercatat sebagai alumni Lemhanas Angkatan 20, sebuah lembaga pendidikan strategis yang banyak melahirkan pemimpin nasional.

Latar belakang pendidikan tersebut menunjukkan bahwa Iwan tidak hanya menyiapkan diri dalam bidang bisnis, tetapi juga dalam aspek kepemimpinan strategis. Ini sangat mendukung peranannya dalam mengelola dan membesarkan perusahaan warisan keluarganya.

2. Perjalanan Karier
Karier Iwan Setiawan Lukminto di dunia bisnis, khususnya industri tekstil, dimulai sejak usia muda. Ia bergabung di PT Sri Rejeki Isman Tbk pada tahun 1997 sebagai Asisten Direktur, kemudian naik menjadi Wakil Direktur Utama pada periode 1999-2005.

Selanjutnya, berdasarkan Akta Notaris Nomor 62, ia resmi diangkat sebagai Direktur Utama (President Director) pada 9 Juni 2014, sebuah posisi strategis yang terus diembannya hingga kemudian beralih menjadi Komisaris Utama, sebagaimana disebutkan dalam laman resmi Sritex yang diakses pada 21 Mei 2025.

Selama lebih dari dua dekade terlibat aktif di Sritex, Iwan telah membawa transformasi besar terhadap perusahaan. Ia tidak hanya memperluas pasar domestik dan internasional, tetapi juga berhasil menjadikan Sritex sebagai penyedia pakaian militer terbesar di kawasan, termasuk seragam tentara NATO. Selain itu, di masa pandemi, Sritex di bawah kepemimpinannya beradaptasi cepat dengan mulai memproduksi masker dan pakaian pelindung.

3. Masuk Daftar Orang Terkaya
Kesuksesan Iwan Setiawan Lukminto di dunia bisnis juga tercermin dari pengakuan internasional atas kekayaannya. Berdasarkan laporan detikFinance tahun 2022, Iwan sempat masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes tahun 2020, dan menduduki peringkat ke-49. Dalam laporan tersebut, kekayaannya diperkirakan mencapai US$ 515 juta atau setara dengan Rp 7,36 triliun (dengan asumsi kurs Rp 14.300/USD).

Namun, pada tahun 2021, namanya tidak lagi tercantum dalam daftar 50 besar tersebut. Meskipun demikian, pencapaian ini tetap menegaskan posisi penting Iwan dalam peta pengusaha nasional, terutama dalam sektor industri manufaktur dan tekstil. Pencapaiannya tidak hanya membawa nama besar keluarganya, tetapi juga mengangkat reputasi industri tekstil Indonesia di mata dunia.

4. Prestasi dan Keterlibatan Organisasi
Di samping kesuksesan bisnisnya, Iwan Setiawan Lukminto juga dikenal aktif dalam berbagai organisasi dan telah menerima sejumlah penghargaan. Berdasarkan laporan Quarterly Update Sritex semester I 2017, Iwan menjadi finalis EY World Entrepreneur of The Year 2015 yang diselenggarakan oleh Ernst & Young, serta meraih penghargaan sebagai ‘Best CEO’ dari Bisnis Indonesia Award 2015.

Lebih lanjut, dari laman resmi perusahaan, diketahui bahwa Iwan Setiawan Lukminto juga aktif sebagai Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) periode 2020-2021, dan setelahnya menjabat sebagai Dewan Penasihat AEI sejak 2021. Ia juga merupakan anggota Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) bidang Pengembangan Pasar Modal dan Investasi periode 2020-2023, serta menjabat sebagai Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan Dewan Kehormatan Pengurus Besar Wushu Indonesia.

Selain kesibukan bisnis dan organisasi, grup usaha yang dipimpinnya pun berkembang pesat, termasuk memiliki jaringan properti seperti 10 hotel di Solo, Jogja, dan Bali, termasuk Holiday Inn Express di Bali. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusinya meluas tidak hanya di sektor tekstil, tetapi juga sektor pariwisata dan perhotelan.

Perbedaan Iwan Kurniawan Lukminto dan Iwan Setiawan Lukminto
Iwan Setiawan Lukminto dan Iwan Kurniawan Lukminto adalah dua figur penting dalam kepemimpinan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), yang juga berasal dari keluarga pendiri perusahaan.

1. Latar Belakang
Meski sama-sama anak dari almarhum HM Lukminto, keduanya memiliki latar belakang yang berbeda. Iwan Setiawan merupakan putra sulung yang lahir di Solo pada 24 Juni 1975, sedangkan Iwan Kurniawan lahir pada 22 Januari 1983, juga di Solo. Perbedaan usia delapan tahun tersebut turut membentuk perjalanan karier dan pengalaman keduanya di dunia usaha, khususnya dalam industri tekstil.

2. Pendidikan
Dalam hal pendidikan, Iwan Setiawan meraih gelar Sarjana Business Administration dari Suffolk University pada 1997 dan kemudian mengikuti pendidikan strategis kenegaraan di LEMHANAS Angkatan 20. Di sisi lain, Iwan Kurniawan menempuh pendidikan sarjana Business Administration di tiga institusi ternama di Amerika Serikat, yakni Johnson & Wales University, Northeastern University, dan Boston University.

Latar pendidikan ini menunjukkan pendekatan yang berbeda dalam membangun kapasitas manajerial. Iwan Setiawan lebih berfokus pada penguatan kapasitas strategis nasional dan global, sementara Iwan Kurniawan membentuk keahlian bisnis dengan pengalaman multikampus.

3. Karier
Secara karier, Iwan Setiawan telah terlibat di Sritex sejak 1997 sebagai asisten direktur, kemudian menjabat sebagai Wakil Direktur Utama pada 1999 hingga 2005. Pada 9 Juni 2014, ia resmi diangkat sebagai Direktur Utama berdasarkan Akta Notaris No. 62, dan menjabat hingga 2022 sebelum akhirnya menduduki posisi Komisaris Utama.

Sementara itu, Iwan Kurniawan memulai peran signifikan sebagai Wakil Direktur Utama sejak 2014, sebelum dipercaya menjadi Direktur Utama menggantikan sang kakak. Ia memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun di industri pertekstilan, dan kini menjadi wajah baru dari kepemimpinan perusahaan yang berorientasi pada kesinambungan dan stabilitas.

4. Kiprah di Luar Sritex
Dari segi kiprah eksternal, Iwan Setiawan memiliki peran sangat menonjol di tingkat nasional. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) periode 2020-2021, kemudian menjadi Dewan Penasihat AEI sejak 2021.

Selain itu, ia juga menjabat sebagai Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan menjadi Dewan Kehormatan PB Wushu Indonesia. Di tingkat internasional, prestasinya mencakup menjadi Finalis EY World Entrepreneur of the Year 2015 serta meraih penghargaan ‘Best CEO’ versi Bisnis Indonesia Award pada tahun yang sama. Berdasarkan laporan detikFinance tahun 2022, Iwan Setiawan juga sempat masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes tahun 2020 dengan taksiran kekayaan US$ 515 juta atau sekitar Rp 7,36 triliun.

Sebaliknya, Iwan Kurniawan lebih banyak dikenal melalui perannya di asosiasi pengusaha lokal, seperti Ketua DPK APINDO Solo dan Dewan Pembina API. Ia juga aktif sebagai penggiat seni rupa, dengan komitmen kuat untuk mendukung seniman lukis Indonesia. *** sumber: detik.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *