Rusia Hengkang dari Proyek Strategis Jokowi

RRINEWSS.COM Pemerintah Indonesia mengabarkan bahwa saat ini pihaknya sedang mencari partner lain untuk mendampingi PT Pertamina (Persero) membangun proyek New Grass Root Refinery and Petrochemical (NGRR) Tuban atau Kilang Tuban, di Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Sejatinya proyek Kilang Tuban ini masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), adapun proyek ini dikerjakan oleh perusahaan asal Rusia yakni Rosneft dengan memegang saham 45% dan PT Pertamina dengan saham 55%.

Belakangan muncul isu bahwa Rosneft tidak melanjutkan proyek tersebut lantaran terganggunya investasi perusahaan atas aksi negaranya yakni Rusia menginvasi Ukraina.

Menko Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto pun menyatakan demikian, bahwa situasi geopolitik antara Rusia dan Ukraina membuat Rusia dikucilkan termasuk investasinya. Sehingga perusahaan Rusia dirasa sulit melanjutkan investasi termasuk di Indonesia.

“Karena Rusia menghadapi blokade dan persoalan ekonomi dan geopolitik sehingga mungkin sulit untuk melanjutkan (investasi). Dicarikan partner lain,” ungkap Airlangga usai Rapat Terbatas terkait PSN di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, dikutip Senin (11/10/2023).

Namun sayang, Airlangga tidak menegaskan apakah Rosneft benar-benar akan hengkang dari investasi Kilang Tuban, Airlangga hanya meminta Pertamina untuk mencari investor baru.

“Karena Rusia kan kena masalah geopolitik dan kesulitan untuk investasi dan tentunya minta kepada BUMN dan Menteri ESDM untuk memastikan refinery diperlukan tetapi investornya bisa kita, bisa dicarikan yang lain,” kata Airlangga.

Selain itu ia juga menegaskan proyek Kilang Tuban ini tetap masuk sebagai Proyek Strategis Nasional. “PSN-nya masih karena kan proyeknya kan masih cuma partnernya yang harus dicarikan baru,” ungkap Airlangga.

Menanggapi itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana tidak secara tegas menyatakan bahwa Rosneft telah mundur dari proyek Kilang Tuban itu. Ia hanya bilang, bahwa pemerintah menginginkan semua PSN berjalan. “Kita ingin semua PSN jalan, kita cari cara,” ungkap Dadan Kusdiana di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (6/10/2023).

Lalu apakah Rosneft fix keluar dari proyek Kilang Tuban? Dadan bilang. “Ya barangkali dari sisi pelaksanaan di lapangan terus, secara dinamis terus berjalan saja,” tandas Dadan.

Target Operasi Kilang Tuban

Pada pertengahan tahun 2023 ini, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman memastikan proyek Kilang Tuban terus berjalan. Bahkan, Final Investment Decision (FID) atau keputusan final investasi untuk proyek ini ditargetkan dapat terlaksana pada 2024 mendatang.

“Kilang Tuban sekarang proses pemilihan namanya financial advisor. Kenapa ini diperlukan, untuk membuat financial modelling untuk kilang ini supaya bankable marketable,” kata Taufik di Graha Pertamina, Selasa (6/6/2023).

Menurut Taufik, dengan baru dimulainya FID yang ditargetkan dapat selesai pada 2024, maka jadwal onstream untuk proyek ini sendiri akan sedikit mengalami penyesuaian. Setidaknya perusahaan menargetkan proyek ini bisa mulai beroperasi pada 2028 mendatang.

“Itu mundur dari schedule yang sudah ada sebelumnya. Original plan 2027 kan waktu itu fid kapan. Paling gak 2028 selesai,” kata Taufik.

Seperti diketahui, Pertamina melalui Subholding Refinery & Petrochemical, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) memiliki kepemilikan saham 55% dan Rosneft memiliki kepemilikan saham 45% di proyek Kilang Tuban ini.

Berdasarkan data Pertamina, proyek kilang minyak ini ditargetkan bisa memproduksi BBM dengan standar Euro V dan menghasilkan 12,8 juta kilo liter (kl) per tahun, meliputi avtur 1,49 juta kl, diesel 5,2 juta kl, RON 92 5,95 juta, dan RON 95 0,16 juta kl.

Selain BBM, kilang Tuban ini juga ditargetkan bisa memproduksi 4,70 juta ton petrokimia per tahun, terdiri dari 1,3 juta ton paraxylene, 510 ribu ton styrene, 650 ribu ton LLDPE/HDPE, 1,16 juta ton polypropylene, 407 ribu ton sulfur, 500 ribu ton MEG, dan 173 ribu ton MTBE secara tahunan.***(pgr/cnbci/pgr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *