JAKARTA RRINEWSS.COM – Citra berkinerja baik yang tersemat pada sosok Menteri BUMN Erick Thohir, nyatanya tak sesuai dengan realitas jika mengacu pada neraca keuangan perusahaan plat merah.
Di tengah potensinya untuk dipinang maju pada Pilpres 2024, Erick Thohir nampaknya harus bekerja keras dalam membenahi keuangan BUMN yang terlilit utang tidak sedikit.
Pada berbagai survei elektabilitas tokoh, nama Erick Thohir masuk dalam jajaran unggulan untuk menjadi calon wakil presiden.
Bicara soal kinerja Erick sebagai Menteri BUMN, sejumlah perusahaan plat merah dalam laporannya, mencatatkan kerugian usaha. Mulai dari perusahaan energi Pertamina, hingga BUMN karya seperti Waskita Karya.
Di antara perusahaan-perusahaan BUMN yang mencatatkan utang, berikut di antaranya empat besar perusahaan yang menjadi penyumbang utang terbesar.
Pertama, PT Pertamina (Persero) merupakan salah satu BUMN penyumbang utang terbesar. Pada laporan keuangan konsolidasi Pertamina setelah diaudit, total utang Pertamina per 2022 sebesar Rp755,69 triliun.
Kedua, PT PLN (Persero) juga merupakan salah satu BUMN penyumbang utang terbesar. Pada laporan keuangan konsolidasi PLN setelah audit, perusahaan mencatatkan utang jangka pendek sebesar Rp145,07 triliun dan utang jangka panjang sebesar Rp501,62 triliun. Jika ditotal, utang PLN per 2022 sebesar Rp646,69 triliun.
Berikutnya adalah Garuda Indonesia, di mana dalam laporan keuangan kuartal I-2023, maskapai plat merah itu melaporkan utang jangka pendek Rp26,11 triliun dan utang jangka panjang Rp90,82 triliun. Jika ditotal, utang Garuda Indonesia per 31 Maret 2023 sebesar Rp116,93 triliun.
Juga berdasarkan laporan keuangan kuartal I-2023, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mencatatkan liabilitas termasuk utang jangka pendek sebesar Rp21,24 triliun, dan utang jangka panjang Rp63,14 triliun. Dengan demikian, perusahaan memiliki total utang sebesar Rp84,38 triliun.***RMOL