RRINEWSS.COM- GAZA – Demonstrasi protes dan kecaman lintas negara tertuju ke arah Israel. Mereka semua mengutuk serangan Israel ke Rafah, kawasan paling selatan dari Jalur Gaza yang digunakan warga untuk mengungsi dari agresi tentara Zionis.
Dilansir Reuters dan Express.co.uk, serangan mematikan Israel ke Rafah terjadi pada Minggu (26/5).
AFP melaporkan tentara Israel menargetkan Hamas yang ada di Rafah. Namun kenyataannya, serangan itu mengakibatkan tenda-tenda pengungsi terbakar. Pihak Palestina menyebut 50 orang tewas dan 249 orang luka-luka.
Ini hanya secuil peristiwa menonjol terbaru dari rentetan panjang kecamuk serangan Israel di Gaza selepas 7 Oktober 2023. Hamas dikabarkan menyerang Israel dan kata Israel telah menewaskan 1.200 orang. Kemudian, Israel balas menyerang. Sayangnya, serangan balasan Israel tidak proporsional. Rakyat sipil banyak menjadi korban. Sebanyak 36.050 orang dilaporkan telah tewas di Gaza akibat serangan Israel.
Sekitar 10 ribu orang berdemo di Kedutaan Besar Israel di Paris, Prancis. Mereka memprotes serangan Israel di area pengungsi Rafah.
Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Selasa (28/5/2024), para demonstran berkumpul di area berjarak ratusan meter dari gedung Kedutaan Besar Israel yang ada di pusat kota Paris pada Senin (27/5) waktu setempat.
Dalam aksinya, para demonstran meneriakkan “Kami semua adalah anak-anak Gaza” dan “Bebaskan Gaza”, serta meneriakkan slogan pro-Palestina lainnya.
Aksi itu digelar sehari setelah serangan udara Israel terhadap target Hamas di Rafah, menghantam area kemanusiaan yang menjadi tempat berlindung para pengungsi Palestina yang melarikan diri dari perang. Serangan Tel Aviv memicu kebakaran di area yang dipenuhi tenda-tenda pengungsi.
Laporan Kementerian Kesehatan Gaza, yang dikelola Hamas, menyebut sedikitnya 50 orang tewas dan sekitar 249 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan tersebut. Israel menghadapi kecaman internasional atas serangan tersebut.
“Ini adalah pembantaian terlalu besar,” ucap Francois Rippe dari kelompok Asosiasi Solidaritas Prancis-Palestina yang menggelar aksi protes tersebut.
Kecaman lintas negara
Mesir mengutuk serangan Israel ke Rafah. Dilansir AFP, Kementerian Luar Negeri Mesir menyerukan Israel untuk menerapkan tindakan yang diperintahkan oleh Mahkamah Internasional (ICJ) mengenai penghentian segera operasi militer di Rafah.
Kementerian Luar Negeri Mesir mengecam serangan udara Israel terhadap Rafah itu sebagai “pelanggaran baru yang mencolok terhadap ketentuan hukum kemanusiaan internasional”.
Kairo juga menyatakan pihaknya menyesalkan “peristiwa tragis” itu, dan mengecam “penargetan warga sipil yang tidak berdaya” serta “kebijakan sistematis yang bertujuan memperluas cakupan kematian dan kehancuran di Jalur Gaza agar wilayah itu tidak bisa dihuni”.
Yordania juga menyatakan kecamannya terhadap Israel. Yordania yang beribu kota di Amman menuduh Tel Aviv telah melakukan “kejahatan perang yang berkelanjutan”.
Mesir Kutuk Bombardir Israel terhadap Pengungsi di Rafah
Dalam pernyataannya, otoritas Yordania menyebut bombardir Israel di Rafah “bertentangan dengan putusan Mahkamah Internasional dan merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan hukum kemanusiaan internasional”.***