Ebrahim Raisi Dikenal Presiden yang Keras pada Israel

RRINEWSS.COM– TEHERAN – Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal dunia dalam kecelakaan helikopter jatuh di wilayah pegunungan Azerbaijan Timur. Selama memimpin Iran, Raisi dikenal keras dalam perundingan nuklir hingga soal demonstrasi di negaranya.

Dilansir Reuters, Senin (20/5/2024) Raisi meninggal usai helikopter yang membawanya kembali dari kunjungan ke perbatasan Azerbaijan jatuh di daerah pegunungan. Insiden ini menewaskan semua penumpangnya. Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian termasuk di antara mereka yang tewas.

Raisi terpilih sebagai Presiden Iran tahun 2021 lewat pemilu ketat. Saat memimpin, Raisi mengambil sikap keras dalam perundingan nuklir. Dia melihat peluang untuk mendapatkan keringanan luas dari sanksi AS dengan imbalan hanya melakukan sedikit pembatasan terhadap teknologi Iran yang semakin maju.

Pada tahun 2018, Presiden AS saat itu, Donald Trump telah mengingkari kesepakatan yang dibuat Teheran dengan enam negara besar dan menerapkan kembali sanksi keras AS terhadap Iran, sehingga mendorong Teheran semakin melanggar batas-batas nuklir perjanjian tersebut.

Pembicaraan tidak langsung antara Teheran dan pemerintahan Presiden AS Joe Biden untuk menghidupkan kembali perjanjian tersebut terhenti. Namun Raisi bersikap keras.

Posisi garis keras Raisi juga terlihat dalam politik dalam negeri. Setahun setelah pemilihannya, ulama tingkat menengah ini memerintahkan penegakan hukum jilbab dan kesucian yang lebih ketat yang membatasi pakaian dan perilaku perempuan.

Dalam beberapa minggu, seorang wanita muda Kurdi Iran, Mahsa Amini, meninggal dalam tahanan setelah ditangkap oleh polisi moral karena diduga melanggar undang-undang tersebut. Protes nasional yang terjadi selama berbulan-bulan merupakan salah satu tantangan paling berat bagi para penguasa Iran sejak Revolusi Islam tahun 1979.

Keras kepada Israel
Ketika serangan rudal menewaskan perwira senior Garda Revolusi Iran di kedutaan Iran di Damaskus bulan lalu, Iran merespons dengan pemboman udara langsung terhadap Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya namun sebagian besar tidak berhasil.

Raisi mengatakan bahwa setiap pembalasan Israel terhadap wilayah Iran dapat mengakibatkan tidak ada lagi yang tersisa dari ‘rezim Zionis’.

Sebagai jaksa muda di Teheran, Raisi duduk di panel yang mengawasi eksekusi ratusan tahanan politik di ibu kota pada tahun 1988, ketika perang delapan tahun Iran dengan Irak menjelang akhir.

Ia juga merupakan salah satu tokoh ulama Muslim Syiah di Iran dan ditunjuk oleh Khamenei sebagai ketua pengadilan pada tahun 2019. Tak lama setelah itu, ia juga terpilih sebagai wakil ketua Majelis Ahli, badan ulama yang beranggotakan 88 orang.***

sumber :detik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *