RRINEWSS.COM- Dinamika yang terjadi pasca serangan Israel ke wilayah Gaza terus berkembang. Tel Aviv tak hanya mendapatkan serangan dari milisi Hamas namun juga kelompok lainnya yang menjadi sekutu penguasa Gaza itu di Lebanon, Hizbullah.
Terbaru, Hizbullah melakukan serangan roket ke kota Sderot dan Nirim di Israel, akhir pekan. Militer Israel mengakui kerusakan pada pangkalan kendali udara dalam serangan Hizbullah.
Sebuah video yang dirilis oleh kelompok Lebanon menunjukkan kerusakan pada kubah radar pangkalan tersebut. Walau begitu, militer Israel mengatakan bahwa sistem cadangan berarti pertahanan udaranya masih berfungsi.
Hizbullah mengaku bahwa serangan ini dilakukan pasca serbuan drone Israel ke ibu kota Lebanon, Beirut. Pekan lalu, aksi Israek itu menewaskan Saleh Al Arouri, yang merupakan salah satu petinggi Hamas.
Baca: Minyak Membara karena Perang Gaza ke Mana-Mana, Bisa Tembus Segini
“Sebagai bagian dari respons awal terhadap kejahatan pembunuhan pemimpin besar Sheikh Saleh Al Arouri, Hizbullah menargetkan pangkalan kendali udara Meron dengan 62 jenis rudal,” kata kelompok yang bersekutu dengan Iran itu dikutip Al Jazeera, Senin (8/1/2024).
Militer Israel mengatakan sebelumnya bahwa sekitar 40 roket ditembakkan ke pangkalan pengawasan udara Meron. Mereka mengaku telah membalasnya dengan menyerang ‘sel teroris’ yang ikut serta dalam peluncuran tersebut.
Belum ada laporan mengenai korban jiwa atau kerusakan.
Sementara itu, serangan terhadap Israel juga dilakukan kelompok Jamaah Islamiyah Lebanon. Mereka menyebut telah menembakkan dua tembakan roket ke Kiryat Shmona di Israel Utara.
Serangan ini sendiri terjadi ketika kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Joseph Borrell, bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Lebanon, Najib Mikati, di Beirut pada Sabtu. Ia memperingatkan agar Lebanon tidak terseret ke dalam konflik regional akibat perang Israel di Gaza.
“Hal ini mutlak diperlukan untuk menghindari Lebanon terseret ke dalam konflik regional,” katanya, seraya memperingatkan Israel bahwa “tidak ada yang akan menang dalam konflik regional”.
“Kami melihat intensifikasi baku tembak yang mengkhawatirkan di Jalur Biru,” tambahnya, mengacu pada garis demarkasi saat ini antara kedua negara yang ditetapkan oleh PBB.
Sementara itu, Kepala Staf militer Israel, Herzi Halevi, menegaskan serangan-serangan ini tidak akan mengintervensi serbuan Tel Aviv ke Gaza. Ia mengatakan tahun 2024 akan menjadi tahun yang penuh tantangan.
“Kami akan berperang di Gaza sepanjang tahun, itu sudah pasti,” kata Halevi saat berkunjung ke Tepi Barat yang diduduki.
Perlu diketahui angka korban dari serangan Israel ke Gaza hampir menembus 30.000 jiwa. Dalam update CNBC Internasional, ada potensi perang Gaza melebar dan menaikkan harga minyak hingga 20%.***cnbci