RRINEWSS.COM – Baru-baru ini, badan intelijen Amerika Serikat (AS) mengaku pihaknha tidak bisa menjelaskan secara pasti bahwa pandemi COVID-19 berasal dari Institut Virologi Wuhan, China. Walaupun, banyak pihak meyakini kebocoran di laboratorium tersebut adalah biang kerok dari pandemi tiga tahun terakhir.
Dari hasil laporannya, mereka tidak menemukan bukti langsung bahwa COVID-19 muncul dari laboratorium China. Namun, kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI) mengatakan faktor alami dan laboratorium tetap merupakan skenario yang masuk akal.
Dikutip dari BBC, sebagian besar badan intelijen AS setuju bahwa virus penyebab COVID-19 itu tidak direkayasa secara genetik atau ‘diadaptasi di laboratorium’.
“CIA dan badan lain tetap tidak dapat menentukan asal muasal pandemi COVID-19 secara tepat, karena hipotesis (alami dan laboratorium) bergantung pada asumsi signifikan atau menghadapi tantangan dengan pelaporan yang bertentangan,” tulis laporan setebal 10 halaman itu.
Sebanyak empat lembaga percaya virus Corona menular secara alami, atau dari hewan ke manusia. Tapi, dua lembaga lain yakni Departemen Energi dan FBI, masih percaya bahwa virus tersebut bocor dari laboratorium.
“Temuan itu menyebutkan komunitas intelijen AS masih belum bisa mengesampingkan kemungkinan virus berasal dari laboratorium.
“Semua badan intelijen AS sepakat bahwa Covid-19 tidak dikembangkan sebagai senjata biologis,” kata laporan tersebut.
Menurut laporan yang ada, intelijen AS tidak mengetahui insiden biosafety tertentu di laboratorium Wuhan yang menyebabkan wabah COVID-19. Bahkan, beberapa peneliti di sana yang sakit pada musim gugur tahun 2019 mungkin disebabkan oleh penyakit lain.
“Beberapa peneliti di sana sakit pada musim gugur 2019, tetapi penyakit mereka mungkin disebabkan oleh sejumlah penyakit dan beberapa gejalanya tidak sesuai dengan COVID-19,” sambungnya.
Namun, beberapa ahli mengatakan asal usul COVID-19 yang sebenarnya mungkin tidak akan pernah terkuak. *** (sao/dtc/vyp)