Sejauh ini, operasi militer Israel terutama berfokus di wilayah selatan Lebanon, Lembah Bekaa di timur, dan pinggiran kota Beirut. Namun, serangan terbaru di Aitou menghantam sebuah rumah yang disewa oleh keluarga pengungsi.
Wali Kota Aitou, Joseph Trad, mengatakan kepada Reuters bahwa selain korban tewas pada serangan Senin (14/10/2024) tersebut, delapan orang terluka.
Tim penyelamat di lokasi serangan mencari korban di bawah reruntuhan, di mana kendaraan yang terbakar dan pohon-pohon yang tumbang terlihat berserakan. Serangan ini memaksa Israel memerintahkan evakuasi warga dari 25 desa di Lebanon selatan menuju daerah di utara Sungai Awali, yang terletak sekitar 60 km utara perbatasan Israel.
Di perbatasan Masnaa dengan Suriah, pasangan Jalal Ferhat dan Amal Tefayeli bersama lima anak mereka adalah di antara banyak keluarga yang berusaha meninggalkan Lebanon.
“Ada serangan di lingkungan kami dan kehancuran, dan mereka (pasukan Israel) menyerang dekat rumah saya,” kata Ferhat (40) dari Baalbek, basis kuat Hizbullah di Lebanon timur.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengunjungi pangkalan militer di Israel tengah, di mana empat tentara tewas oleh serangan drone Hizbullah pada Minggu. Netanyahu mengatakan bahwa Israel akan terus menyerang kelompok yang didukung Iran tersebut “tanpa ampun, di seluruh Lebanon, termasuk Beirut.”
Di Israel tengah, warga bergegas ke tempat perlindungan ketika sirene berbunyi. Militer Israel mengatakan tiga proyektil yang ditembakkan dari Lebanon telah dicegat, tanpa adanya laporan korban luka. Dalam pernyataannya, militer Israel menyebut sekitar 115 proyektil ditembakkan oleh Hizbullah ke arah Israel pada Senin.
Adapun perang antara Israel dan Hizbullah kembali pecah setahun yang lalu ketika kelompok militan tersebut mulai meluncurkan roket ke Israel sebagai dukungan terhadap militan Palestina Hamas di awal perang Gaza. Konflik ini makin memanas dalam beberapa pekan terakhir.
Serangan Israel telah menewaskan setidaknya 2.309 orang di Lebanon sepanjang tahun lalu, menurut laporan harian pemerintah Lebanon. Mayoritas korban tewas sejak akhir September, saat Israel memperluas operasi militernya.
Data ini tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan. Israel menyatakan bahwa operasinya di Lebanon bertujuan untuk memastikan kembalinya puluhan ribu orang yang mengungsi dari rumah mereka di Israel utara. ***cnbcindonesia