RRINEWSS.COM- PALESTINA — Warga Gaza, Palestina, berburu malam Lailatulqadar di tengah agresi brutal Israel yang sudah berlangsung enam bulan.
Malam Lailatulqadar disebut-sebut jatuh pada Jumat (5/4). Malam itu memperingati Al Quran pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad.
Umat Islam juga meyakini Tuhan akan mengabulkan doa-doa di Malam Lailatulqadar.
Biasanya saat malam paling suci di bulan Ramadan ini tiba, Palestina penuh kemeriahan. Dekorasi dan lampu-lampu menghiasi kota-kota termasuk Yerusalem.
Warga juga turut merayakan, anak-anak begadang, dan toko-toko buka hingga dini hari. Namun Jumat malam itu, tak seperti biasa, Yerusalem tampak remang.
“[Yerusalem] menyedihkan dan kehilangan cahayanya. Kita semua merasakan apa yang terjadi di Gaza,” kata Sameeha Al Qadi, dikutip Al Jazeera, Sabtu (6/4).
Warga lain, Sabah, juga merasakan kepahitan gegara agresi Israel di tengah bulan penuh berkah ini.
“Tidak ada yang manis dari Pesta tahun ini. Orang-orang tak merayakan,” kata dia.
Sabah menuturkan, “Semua terasa pahit di mulutku. Sangat menyakitkan saat ini, karena semua tentang keluarga.”
Sabah merupakan satu dari banyak warga Gaza yang kehilangan keluarganya akibat serangan Israel.
Di Ramadan ini, warga Palestina lebih banyak menikmati kopi pahit dan kurma, sebuah simbol bahwa mereka sedang berkabung.
Salat di puing-puing
Di Rafah, Jalur Gaza selatan, warga salat di dalam dan di luar tenda yang dibangun dekat puing-puing Masjid Al Faruq.
Masjid Al Faruq cuma tinggal reruntuhan akibat serangan udara pasukan Israel. Meski hanya beratap tenda, tetapi banyak warga yang ikut salat Lailatulqadar.
Pandangan serupa juga di bagian Masjid Agung Omari. Sebagian besar tempat ibadah itu sebetulnya hancur oleh gempuran Israel, tetapi warga kerap berkunjung untuk salat atau tadarus Al Quran.
Israel melancarkan agresi ke Palestina terutama Gaza sejak 7 Oktober lalu.
Selama agresi, mereka menggempur habis-habisan warga dan objek sipil seperti fasilitas medis, tempat ibadah hingga kamp pengungsian.
Hingga kini tercatat 392 fasilitas pendidikan, 123 ambulans, dan 184 masjid hancur karena gempuran Israel.
Serangan Israel juga menyebabkan lebih dari 33.000 warga di Palestina meninggal, mayoritas perempuan dan anak-anak. ***
(isa/cnni/wiw)