Laut Merah Memanas, AS-Inggris Serang Houthi Yaman

RRINEWSS.COM- Amerika Serikat (AS) dan Inggris secara resmi melakukan serangan langsung ke wilayah Yaman. Langkah ini dilakukan kedua negara untuk menggempur kelompok Houthi, yang telah melakukan serangan ke beberapa kapal dagang di Laut Merah.

Lalu Bagaimana Kronologinya?

Serangan ke Yaman dimulai pada Kamis malam maktu setempat. Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan bahwa lebih dari 60 sasaran di 16 lokasi militan Houthi yang didukung Iran telah diserang di Yaman.

“Fasilitas tersebut termasuk pusat komando dan kendali, depot amunisi, sistem peluncuran, fasilitas produksi, dan sistem radar pertahanan udara,” menurut CENTCOM dikutip RT, Jumat (12/1/2024).

CENTCOM menambahkan keterangannya dengan memosting video jet lepas landas dari kapal induk di tengah malam. Komandan CENTCOM, Jenderal Michael Kurilla, mengatakan bahwa Houthi akan bertanggung jawab atas tindakan ilegal dan berbahaya mereka.

Serangan itu diketahui telah mengenai Pangkalan Udara Al-Dailami, di utara Ibu Sanaa. Saluran berita Lebanon Al Mayadeen mengutip reporternya di lapangan yang mengatakan bahwa Bandara Hodeidah juga menjadi sasaran.

Alasan Biden

Presiden AS Joe Biden memberi pernyataan khusus, sebagai mana dimuat New York Times. Menurutnya serangan berdasarkan arahannya.

“Hari ini, atas arahan saya, pasukan militer AS, bersama dengan Inggris dan dengan dukungan dari Australia, Bahrain, Kanada dan Belanda, berhasil melakukan serangan terhadap sejumlah sasaran di Yaman yang digunakan oleh pemberontak Houthi untuk membahayakan kebebasan navigasi di salah satu saluran air paling penting di dunia,” katanya dimuat pula oleh laman lain seperti AFP.

“Serangan-serangan ini merupakan respons langsung terhadap serangan-serangan Houthi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kapal-kapal maritim internasional di Laut Merah, termasuk penggunaan rudal balistik anti-kapal untuk pertama kalinya dalam sejarah,” klaimnya.

“Serangan-serangan itu telah membahayakan personel AS, pelaut sipil, dan mitra kami, membahayakan perdagangan, dan mengancam kebebasan navigasi. Lebih dari 50 negara terkena dampak 27 serangan terhadap pelayaran komersial internasional,” tegas Biden lagi.

Ia mengatakan setidaknya awak kapal dari lebih dari 20 negara telah diancam atau disandera dalam tindakan pembajakan Houthi. Ia menyinyalir lebih dari 2.000 kapal terpaksa menyimpang ribuan mil untuk menghindari Laut Merah, yang dapat menyebabkan penundaan waktu pengiriman produk selama berminggu-minggu.

“Dan pada 9 Januari, Houthi melancarkan serangan terbesar mereka hingga saat ini, yang secara langsung menargetkan kapal-kapal Amerika,” ujarnya.

“Respon komunitas internasional terhadap serangan-serangan sembrono ini bersatu dan tegas. Bulan lalu, AS meluncurkan Operation Prosperity Guardian, sebuah koalisi lebih dari 20 negara yang berkomitmen untuk membela pelayaran internasional dan mencegah serangan Houthi di Laut Merah,” katanya lagi.

“Kami juga bergabung dengan lebih dari 40 negara dalam mengutuk ancaman Houthi. Pekan lalu, bersama dengan 13 sekutu dan mitra, kami mengeluarkan peringatan tegas bahwa pemberontak Houthi akan menanggung konsekuensinya jika serangan mereka tidak berhenti. Dan kemarin, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menuntut Houthi mengakhiri serangan terhadap kapal dagang dan komersial,” jelasnya.

“Tindakan defensif hari ini menyusul kampanye diplomatik yang ekstensif dan meningkatnya serangan pemberontak Houthi terhadap kapal-kapal komersial. Serangan yang ditargetkan ini merupakan pesan yang jelas bahwa AS dan mitra-mitra kami tidak akan menoleransi serangan terhadap personel kami atau membiarkan pihak-pihak yang bermusuhan membahayakan kebebasan navigasi di salah satu rute komersial paling penting di dunia. Saya tidak akan ragu untuk mengarahkan langkah-langkah lebih lanjut untuk melindungi rakyat kita dan arus bebas perdagangan internasional jika diperlukan,” katanya lengkap.

Respons Houthi
Kejadian ini dikomentari Juru Bicara Houthi Mohammed Abdulsalam. Ia mengaku kelompoknya tak akan gentar.

Mereka berjanji akan terus menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah meskipun ada serangan udara semalam yang dilakukan AS dan Inggris. Menurutnya penjajahan Israel ke Palestina tak dibenarkan.

“Kami menegaskan bahwa sama sekali tidak ada pembenaran atas agresi terhadap Yaman ini,” katanya.

“Karena tidak ada ancaman terhadap navigasi internasional di Laut Merah dan Laut Arab, dan sasaran tersebut telah dan akan terus berdampak pada kapal-kapal Israel atau mereka yang menuju ke pelabuhan-pelabuhan Palestina yang diduduki,” pungkasnya.

Houthi sendiri mengaku serangan ke kapal ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina dalam pertempuran antara milisi penguasa Gaza, Hamas, dengan Tel Aviv. Selain kapal Israel, kelompok pro-Iran itu menyebut akan menyerbu kapal-kapal negara-negara sekutu Tel Aviv.

AS diketahui telah menjadi sekutu utama Israel di Timur Tengah. Negeri Paman Sam itu juga telah memberikan Tel Aviv akses terhadap beberapa senjata buatannya.

Sejauh ini, ketegangan antara Houthi dan Barat telah membuat perusahaan pelayaran dunia ketar-ketir. Sebelum serangan langsung AS ke Yaman, mayoritas raksasa pelayaran dunia telah mengalihkan rute pelayaran Asia-Eropa dari Laut Merah dengan memutar ke Tanjung Harapan, Afrika Selatan.

Raksasa perkapalan dunia seperti Maersk, Evergreen, Mediterranean Shipping Company (MSC), Ocean Network Express (ONE), Hapag Lloyd, dan Hyundai Merchant Marine (HMM) telah memilih cara ini. Terbaru, perusahaan pelayaran kakap China, Cosco Shipping, juga memilih cara serupa.

Mengutip Al-Jazeera perdagangan global turun 1,3% dari bulan November hingga Desember 2023. Serangan terhadap kapal dagang di Laut Merah oleh milisi Houthi di Yaman menyebabkan penurunan volume kargo.

Menurut Institut Ekonomi Dunia Kiel Jerman, saat ini, sekitar 200.000 kontainer diangkut melalui Laut Merah setiap hari. Angka ini jeblos dari sebelumnya, 500.000 per hari pada bulan November.

Di sisi lain, harga minyak lompat 1% pada awal perdagangan pagi hari ini, melanjutkan kenaikan pada perdagangan sebelumnya karena ketegangan terbaru ini.

Pada pembukaan perdagangan hari ini Jumat ini, harga minyak mentah WTI dibuka melonjak 1,37% di posisi US$73,01 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent dibuka melesat 1,73% di posisi US$78,75.

Kata Arab Saudi-Rusia
Di sisi lain, Arab Saudi, patron Timur Tengah yang juga tetangga Yaman, mengaku akan terus memantau situasi dan mengamati bagaimana operasi pimpinan Washington berlangsung. Riyadh juga meminta para pihak menahan diri.

“Saudi menekankan pentingnya menjaga keamanan dan stabilitas regional di Laut Merah dan meminta (para pihak) menahan diri dan menghindari eskalasi,” tambah keterangan Kementerian Luar Negeri Saudi.

Rusia juga bereaksi dengan serangan ini. Moskow menyerukan sidang darurat Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membahas ketegangan di Yaman.

“Sebuah sumber diplomatik mengatakan bahwa Rusia telah mengirim pesan kepada anggota DK PBB yang mengatakan bahwa mereka menganggap penggunaan kekuatan di Yaman sebagai pelanggaran terhadap Piagam PBB,” muat Al-Jazeera dalam update serangan Israel ke Gaza.***(sef/cnbci/sef)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *