MAKKAH – Puncak pelaksanaan ibadah haji baru saja usai, ratusan jemaah dilaporkan meninggal dunia akibat suhu panas ekstrem. Selain itu, ratusan jemaah lain juga harus mendapatkan perawatan intensif.
Seperti dikabarkan Reuters, Rabu (19/6/2024), setidaknya 550 orang meninggal saat melaksanakan ibadah haji. Jumlah jemaah wafat ini dirilis kantor berita Prancis Agence France Presse (AFP) pada hari Selasa.
Dari data yang ada, sebanyak 323 orang yang meninggal dunia adalah jemaah asal Mesir. Sebagian besar dari jumlah ini meninggal dunia karena penyakit yang berhubungan dengan suhu panas.
Puncak pelaksanaan ibadah haji dimulai pada hari Jumat, 14 Juni 2024 yang bertepatan dengan 8 Dzulhijjah 1445 H.
TV nasional Saudi melaporkan peningkatan suhu tertinggi terjadi pada hari Senin hingga menyentuh angka 51,8 derajat Celsius di Masjidil Haram, Makkah.
Sebuah studi yang dirilis pada 2024 oleh Journal of Travel and Medicine memproyeksikan kenaikan suhu global dapat melampaui strategi pencegahan panas.
Sebelumnya, studi pada 2019 yang dilakukan oleh Geophysical Research Letters juga mengatakan, ketika suhu meningkat di Arab Saudi yang gersang akibat perubahan iklim, para jemaah haji akan menghadapi “bahaya ekstrem”.
Jemaah Meninggal Dunia
Kantor berita Tunisia Tunis Afrique Presse menyampaikan, sebanyak 35 warga negara Tunisia telah meninggal selama pelaksanaan ibadah haji. Sebagian besar penyebabnya adalah suhu panas yang ekstrem.
Kementerian Luar Negeri Yordania mengatakan telah mengeluarkan 41 izin pemakaman untuk para jemaah Yordania pada hari Selasa. Sebelumnya, kementerian juga telah mengatakan sedikitnya enam warga negara Yordania meninggal karena suhu panas selama musim haji.
Sementara itu, kantor berita pemerintah Iran, IRINN, melaporkan 11 warga negara Iran dikabarkan meninggal dunia dan 24 lainnya dirawat di rumah sakit selama musim haji.
Merujuk pada data Kementerian Kesehatan, jemaah haji asal Indonesia juga turut memperpanjang data jemaah yang wafat. Sebanyak 144 jemaah asal Indonesia meninggal selama haji. Data tersebut tidak menyebutkan apakah kematian tersebut disebabkan oleh suhu panas.
Ibadah Haji Butuh Fisik yang Prima
Pelaksanaan ibadah haji dilakukan satu tahun sekali, yakni pada bulan Dzulhijjah dalam kalender hijriah. Proses ibadah haji membutuhkan stamina dan kesehatan fisik yang prima.
Pada puncak ibadah haji, jutaan orang akan berkumpul di Makkah untuk mengerjakan rukun haji.
Seorang pejabat kesehatan Saudi menyampaikan kepada Reuters, sebelum banyak laporan kematian dikeluarkan, ia mengatakan bahwa pihak berwenang tidak melihat adanya keanehan jemaah haji yang meninggal dunia di tengah suhu yang sangat tinggi.
Sejauh ini, kementerian memberikan perawatan pada lebih dari 2.700 jemaah haji yang menderita penyakit akibat panas ekstrem.
Otoritas Saudi memperingatkan para peziarah untuk tetap terhidrasi dan menghindari berada di luar ruangan selama jam-jam terpanas antara pukul 11 pagi hingga 3 sore Waktu Arab Saudi (WAS).
Ibadah haji merupakan salah satu ibadah massal terbesar di dunia. Berhaji menjadi kewajiban sekali seumur hidup bagi umat muslim yang mampu secara fisik maupun finansial.
Tahun ini dikabarkan ada lebih dari 1,8 juta jemaah dari seluruh dunia yang melakukan ibadah haji. *** (dvs/dtc/rah)