Masoud Pezeshkian jadi Presiden Terpilih Iran Menggantikan Alm Ebrahim Raisi

RRINEWSS.COM- – Presiden terpilih Iran, Masoud Pezeshkian, menyatakan dirinya akan “mengulurkan tangan persahabatan kepada semua orang” dalam pidato pertamanya setelah dinyatakan sebagai pemenang pilpres putaran kedua melawan capres ultrakonservatif, Saeed Jalili.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (6/7/2024), Pezeshkian menyampaikan pidato perdana yang ditayangkan televisi pemerintah Teheran pada Sabtu (6/7) waktu setempat.

Pidato itu disampaikan setelah juru bicara kantor pusat pemilu Iran, yang berada di bawah Kementerian Dalam Negeri Iran, Mohsen Eslami mengumumkan pada Sabtu (6/7) pagi bahwa Pezeshkian telah menang atas Jalili dalam pilpres putaran kedua yang digelar pada Jumat (5/7).

Dia akan menjabat sebagai Presiden baru Iran untuk menggantikan mendiang Presiden Ebrahim Raisi, yang meninggal dalam kecelakaan helikopter pada Mei lalu.

Dalam pidatonya, Pezeshkian mengucapkan terima kasih kepada para pendukungnya yang telah menggunakan hak pilih mereka “dengan cinta dan untuk membantu negara”.

“Kita akan mengulurkan tangan persahabatan kepada semua orang; kita semua adalah rakyat negara ini; kita harus menggunakan semua orang untuk kemajuan negara ini,” tegas Pezeshkian dalam pidatonya.

Pilpres Iran digelar lebih awal setelah Raisi meninggal dunia dalam kecelakaan helikopter pada 19 Mei lalu. Pilpres putaran pertama digelar pada 28 Juni lalu, sedangkan putaran kedua digelar pada 5 Juli kemarin.

Hasil penghitungan suara putaran kedua yang diumumkan otoritas Iran menunjukkan bahwa dari total 30.530.157 suara yang telah dihitung, Pezeshkian memperoleh lebih dari 16 juta suara (tepatnya 16.384.403 suara), sedangkan Jalili meraup lebih dari 13 juta suara (13.538.179 suara).

Selisih suara di antara kedua capres pada akhirnya mencapai lebih dari dua juta suara.

Disebutkan bahwa jumlah partisipasi pemilih dalam putaran kedua mencapai 49,8 persen, dari total 61 juta pemilih yang memenuhi syarat di Iran.

Sosok Pezeshkian yang tidak banyak dikenal, merupakan seorang dokter bedah jantung yang berusia 69 tahun. Sebagai sosok reformis, dia menyerukan “hubungan konstruktif” dengan negara-negara Barat untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir guna “mengeluarkan Iran dari isolasi”.

Dia didukung oleh mantan Presiden Mohammad Khatami dan mantan Presiden Hassan Rouhani yang beraliran moderat.*** sumber:detik.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *