Menlu Retno: Israel Mengubah Gaza menjadi Neraka

RRINEWSS.COMMenteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi tiba di Jenewa, Swiss, Minggu pagi, 10 Desember. Siangnya, dia menghadiri pertemuan Khusus Executive Board WHO yang membahas situasi di Gaza. Executive Board adalah organ eksekutif WHO di bawah World Health Assembly yang beranggotakan 34 negara.
Indonesia terakhir menjadi anggota Executive Board WHO pada 2018-2021. Pertemuan kali ini tidak hanya dihadiri anggota Executive Board, namun juga negara non anggota yang memiliki kepedulian terhadap isu situasi di Gaza.

Menlu Reno menjelaskan, penting bagi Indonesia untuk hadir agar dapat langsung berkontribusi, mendesak pentingnya perbaikan fasilitas kesehatan, perlindungan terhadap fasilitas dan tenaga kesehatan. Termasuk tentunya di sini fasilitas kesehatan Rumah Sakit Indonesia.

“Situasi fasilitas kesehatan di Gaza sangat memprihatinkan. Dari 36 rumah sakit hanya 13 yang masih beroperasi dan semuanya kelebihan kapasitas hingga 2-3 kali lipat,” papar dia.

Secara rinci, Menlu memaparkan, 71% fasilitas pelayanan kesehatan di Gaza tidak berfungsi; Perlengkapan medis, obat-obatan, makanan, air bersih, bensin hingga listrik semakin terbatas; Ratusan pekerja medis telah terbunuh semenjak Israel menyerang Gaza; WHO melaporkan penyebaran penyakit menular semakin tinggi; hampir 130 ribu kasus infeksi pernafasan akut; lebih dari 94 ribu kasus diare; hingga lebih dari 2.700 kasus chickenpox.

“Dalam pertemuan Khusus Executive Board WHO tersebut, antara lain saya sampaikan, bahwa Gaza saat ini di bawah kepungan. Israel telah mengubah Gaza menjadi seperti neraka,” tegas dia. Baca Juga Pertempuran Membara di Seluruh Gaza, Perbatasan Lebanon Penuh Baku Tembak Jumlah orang yang meninggal terus meningkat. “Rumah Sakit mengalami gempuran hebat, termasuk RS Indonesia yang dipaksa berhenti beroperasi pada 16 November lalu,” papar dia.

“Perintah Israel Defence Force (IDF) agar suplai medis dipindahkan dari Khan Younis ke Gudang yang lebih kecil di Rafah merupakan pelanggaran berat hukum internasional dan hak asasi manusia,” tegas dia.

Menlu Retno menjelaskan Indonesia telah menjadi co-sponsor resolusi mengenai Kondisi Kesehatan di Daerah Pendudukan Palestina, termasuk Jerusalem Timur atau Resolution on Health Condition in the Occupied Palestine Territory, including East Jerusalem.

“Dalam pertemuan, saya juga sampaikan tiga hal penting yang harus dilakukan. Pertama, pentingnya mempercepat bantuan kesehatan untuk Gaza. Indonesia mendesak Israel untuk menghormati hak atas kesehatan dan akses masyarakat Gaza terhadap fasilitas kesehatan,” papar dia.

Indonesia telah mengirimkan 4 sortie bantuan kemanusiaan. Indonesia juga akan mengirimkan kapal rumah sakit ke Gaza guna membantu masyarakat yang terluka dan sakit.

“Kedua, pentingnya perlindungan terhadap seluruh pekerja dan fasilitas medis. Hukum Humaniter Internasional harus dihormati dan ditegakkan,” ungkap dia. Indonesia mendesak adanya akuntabilitas dan keadilan atas seluruh serangan terhadap pekerja dan fasilitas medis di Gaza.

“Ketiga, pentingnya peningkatan mobilisasi dukungan untuk WHO. Dukungan ini sangat diperlukan bagi beroperasinya program-program WHO dan UNRWA di Gaza,” ujar dia.

Indonesia juga mendukung WHO untuk melakukan donors conference guna dapat membiayai dan membangun kembali sistem kesehatan Palestina. “Sebagai penutup, dalam pertemuan saya sampaikan bahwa Indonesia sangat kecewa Dewan Keamanan PBB kembali gagal mensahkan resolusi mengenai humanitarian ceasefire yang akan dapat mengurangi penderitaan masyarakat Gaza,” ungkap dia.

Menlu Retno menambahkan, “Upaya harus terus dilakukan guna memperbaiki situasi Gaza. Kita tidak boleh menyerah. Never give up.” Lihat Juga: Rusia Jelaskan Hubungannya dengan Hamas (sya/snd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *