RRINEWSS.COM- RUSIA — Rusia kini menyasar nama baru terkait aktivitas terorisme termasuk serangan mematikan di gedung konser Moskow, beberapa waktu lalu.
Bukan kelompok ISIS tapi bos mata-mata negara ini.
Kepala mata-mata Ukraina (SBU), Vaily Malyuk dianggap bertanggung jawab atas sejumlah kegiatan terorisme yang dilakukan di Rusia, termasuk serangan mematikan di gedung konser, Balai Kota Crocus, Moskow, dua pekan lalu.
Kementerian Luar Negeri Rusia bahkan mengatakan telah secara resmi menghubungi Kyiv dengan tuntutan berdasarkan Konvensi Internasional untuk Pemberantasan Bom Teroris dan Konvensi Internasional untuk Pemberantasan Pendanaan Terorisme yang diadopsi PBB, untuk penangkapan dan ekstradisi segera.
“Serangan mematikan di Balai Kota Crocus, yang mengejutkan seluruh dunia, sejauh ini, bukanlah serangan teroris pertama yang dialami negara kita baru-baru ini,” kata kementerian menyebut tragedi yang menewaskan 144 orang dan 500 terluka itu, dikutip Senin (1/4/2024) dari laman Russia Today (RT).
“Investigasi yang dilakukan oleh badan-badan kompeten Rusia menunjukkan bahwa jejak semua kejahatan ini mengarah ke Ukraina,” tambahnya.
Serangan di Moskow terjadi 22 Maret. Sebelumnya ISIS mengaku bertanggung jawab, di mana Amerika Serikat (AS) juga membenarkan hal tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin sempat mengakui untuk pertama kalinya bahwa “kelompok Islam radikal” berada di balik serangan tersebut. Namun ia merujuk keterlibatan Ukraina.
Hal sama juga diutarakan Kepala intelijen Rusia Kepala Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) Alexander Bortnikov. Ia bahkan mengklaim AS, Inggris, dan Ukraina berada di balik serangan Moskow dalam sebuah wawancara dengan jurnalis pro-Kremlin Pavel Zarubin.
Dimuat CNBC International, ia menilai ketiga negara itu bertanggung jawab atas serangan. Ia menuding bahwa serangan “bermanfaat” bagi badan intelijen Barat dan Ukraina untuk mengganggu stabilitas Rusia.
Sementara itu, selain serangan gedung konser Moskow, Kemlu Rusia juga menyebutkan insiden-insiden lain terkait intelijen Ukraina. Seperti pembunuhan blogger militer Rusia Maksim Fomin, pemboman di Jembatan Krimea dan wilayah Belgorod, area perbatasan.
“Kegagalan untuk memenuhi tuntutan Rusia merupakan pelanggaran terhadap kewajiban internasional Ukraina sehubungan dengan pemberantasan terorisme dan menimbulkan tanggung jawab hukum internasional,” ujar kementerian tersebut memperingatkan.
“Memerangi terorisme internasional adalah tanggung jawab setiap negara. Pihak Rusia menuntut rezim Kyiv segera menghentikan dukungan apa pun terhadap kegiatan teroris, menyerahkan pelakunya dan memberikan kompensasi atas kerugian yang ditimbulkan pada para korban,” tambahnya.
Perlu diketahui Rusia dan Ukraina sendiri sudah terlibat perang selama dua tahun. Perang dimulai Februari 2021 karena ketertarikan Ukraina bergabung dengan aliansi NATO. ***(cnbc)