RRINEWSS.COM- Zohran Kwame Mamdani (34), mencatat sejarah baru dalam politik Amerika Serikat. Politikus Partai Demokrat keturunan Asia Selatan itu resmi terpilih sebagai Wali Kota New York, setelah mengalahkan dua nama besar: mantan Gubernur Andrew Cuomo dan aktivis konservatif Curtis Sliwa, dalam pemilihan yang digelar Selasa (4/11/2025) waktu setempat.
Kemenangan Mamdani bukan sekadar pergantian kepemimpinan. Ia menyingkirkan Cuomo dua kali dalam lima bulan — pertama dalam pemilihan pendahuluan Demokrat, lalu di pemilihan umum ketika Cuomo maju sebagai kandidat independen.
Kemenangan ini menjadikannya wali kota Muslim pertama dalam sejarah New York City, sekaligus wali kota Asia Selatan pertama dan wali kota termuda dalam lebih dari satu abad.
Ketika pertama kali meluncurkan kampanyenya pada musim gugur tahun lalu, Mamdani hanyalah seorang anggota parlemen negara bagian yang relatif tidak dikenal. Namun, pesannya tentang keterjangkauan hidup dan kampanye akar rumput yang penuh semangat segera menarik perhatian ribuan warga New York.
Platform kampanyenya menekankan agenda progresif: pembekuan sewa untuk unit dengan sewa stabil, pembangunan perumahan terjangkau, kenaikan upah minimum menjadi 30 dolar per jam, transportasi bus gratis, serta peningkatan pajak bagi warga terkaya.
Kampanye Mamdani didorong oleh donasi kecil, puluhan ribu relawan, serta strategi media sosial yang efektif. Energi akar rumput ini mencapai puncaknya dalam pemilihan pendahuluan Partai Demokrat bulan Juni, di mana ia mengejutkan dunia politik kota dengan mengalahkan Cuomo hampir 13 poin.
Dalam debat wali kota bulan Oktober, Mamdani beradu tajam dengan Cuomo dan Sliwa mengenai berbagai isu—dari kejahatan, kepolisian, dan perumahan, hingga hubungan dengan pemerintahan Trump.
Kampanye Mamdani mendapat dukungan kuat dari kubu progresif nasional, termasuk Senator Bernie Sanders dan anggota DPR Alexandria Ocasio-Cortez (AOC), yang turut hadir dalam berbagai rapat umum di seluruh kota.
Namun, tidak semua tokoh Demokrat mendukungnya. Dua senator New York, Chuck Schumer dan Kirsten Gillibrand, memilih untuk tidak memberikan dukungan resmi.
Sepanjang kampanye, Mamdani menghadapi kritik keras terkait usia muda, pengalaman politik yang minim, dan agenda progresifnya yang dianggap terlalu berani. Namun hasil akhir berbicara lain—gelombang perubahan yang ia bawa berhasil menembus jantung politik Amerika. ***






