Balai Karkes Dumai Lakukan Pencegahan Virus Monkeypox

RRINEWSS.COM- DUMAI– Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Dumai sebagai unit pelaksana teknis Kementerian Kesehatan terus melakukan sosialisasi pencegahan agar terhindar dari virs monkeypox atau cacar monyet. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2023 bertugas melaksanakan upaya cegah tangkal keluar atau masuknya penyakit atau faktor risiko kesehatan di pelabuhan, bandar udara, dan pos lintas batas darat negara.

Jufrihadi didampingi dr M Ikhlas Iryadi Mitra dan Yenti Fitri Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Dumai menjelaskan langkah pencegahan dilakukan dengan mengisi SATUSEHAT Health Pass bagi pelaku perjalanan internasional. Dengan mengakses https://sshp.kemkes.go.id. Penumpang hanya perlu mengisi form yang tersedia. Setelah form diisi, akan muncul barcode yang berisi riwayat kesehatan dan perjalanan penumpang.

Adapun upaya yang dapat dilakukan Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Dumai dalam upaya cegah tangkal penyakit yakni mendeteksi
pengawasan terhadap penyakit dan faktor risiko kesehatan pada orang dengan melakukan pemeriksaan suhu tubuh dan gejala pada pelaku.

Lain itu, orang yang terinfeksi pada fase awal akan mengalami kenaikan suhu tubuh yang terdeteksi di termal scanner (suhu > 37,6 celcius), sedangkan pada badan terdapat berupa ruam/bintik merah yang pada fase lanjutan berupa ruam bintik berisi air bahkan sudah membentuk koreng. Selanjutnya kata mereka terhadap suspect Mpox akan dilakukan pemeriksaan spesimen untuk menegakkan diagnosa dan dilakukan isolasi untuk mencegah penularan.

Pencegahan terhadap penyakit dan faktor risiko kesehatan pada orang salah satu cara melakukan pencegahan penyakit pada orang dengan vaksinasi. Untuk saat ini vaksinasi Mpox direkomendasikan untuk kelompok berisiko terhadap penularan Mpox. Selain itu masyarakat harus menerapkan pola hidup bersih dan sehat, dengan mencuci tangan, menjaga kebersihan dan makan yang bergizi.

Respon terhadap penyakit dan faktor risiko kesehatan pada orang yang suspect Mpox melakukan rujukan ke rumah saki cek laboratorium rujukan untuk pemeriksaan spesimen dan melakukan notifikasi ke dinas kesehatan setempat/ tujuan pelaku perjalanan.

Selanjut Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Dumai melakukan pemeriksaan ABK Kapal dari Luar Negeri sebagai upaya cegah tangkal Mpox.
Sejak Mei 2022, Mpox menjadi penyakit menjadi perhatian kesehatan masyarakat global, karena kasus meningkat cepat yang dilaporkan dari negara non endemis.

23 Juli 2022, dengan mempertimbangkan penyebaran penyakit ini, maka Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia/World Health
Organization (WHO) menetapkan mpox menjadi Public Health Emergency of International Concern (PHEIC)/Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia (KKMD). Per 10 Januari 2023, telah dilaporkan 84.415 kasus dari 110 negara dengan 76 kematian. Pada 28 November 2022 WHO telah mengumumkan pergantian nama penyakit yang semula Monkeypox menjadi mpox. Indonesia sendiri telah melaporkan sampai tanggal 17 Agustus 2024 sudah ada 88 kasus konfirmasi mpox, kasus tertinggi di DKI Jakarta.

Mpox dikenal sebagai monkeypox merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus monkeypox, yaitu virus yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus, keluarga Poxviridae. Penyakit ini ditandai oleh gejala seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam kulit yang berubah menjadi lesi seperti lepuh atau bintik-bintik yang kemudian mengeras dan mengelupas.

Penyebab mpox berasal dari hewan liar, terutama hewan pengerat seperti tikus dan tupai yang terinfeksi dapat menyebabkan penularan ke manusia.

Penularan Antar Manusia dapat terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi kulit penderita mpox. Secara umum, mpox tidak menyebar semudah penyakit seperti flu, namun dalam wabah-wabah terbaru, ada peningkatan penularan antar manusia, khususnya dalam kontak fisik yang dekat.

Tandanya demam >38°C, ruam setelah 1-3 hari,penampakan Ruam Makula, papula, vesikel, pustula. Jenis ruam sama pada setiap fase di semua area tubuh. Penularan pada manusia terjadi melalui kontak langsung dengan hewan ataupun manusia yang terinfeksi, atau melalui benda yang terkontaminasi oleh Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Mpox 17 virus tersebut.

Ia meminta pada masyarakat untuk menghindari kontak dekat dengan orang yang memiliki ruam yang terlihat seperti Mpox. Hindari menangani pakaian, seprai, selimut, atau bahan lain yang telah bersentuhan dengan hewan atau orang yang terinfeksi. Cuci tangan Anda dengan sabun dan air setelah melakukan kontak dengan orang atau hewan yang terinfeksi. Jika sabun dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol dan makukan vaksinasi Mpox, jika memiliki faktor risiko penularan dan jika vaksin tersedia. ***(ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *