RRINEWSS.COM- JAKARTA — Niat puasa Dzulhijjah diamalkan sebelum muslim menunaikan puasa sunnah di bulan istimewa ini. Bacaan niat masih bisa dilafalkan esok harinya, tidak harus pada malam sebelum berpuasa.
Miftahul Achyar Kertamuda dalam buku Cinta Shaum, Zakat, dan Haji, menjelaskan puasa Dzulhijjah adalah puasa sunnah yang dilakukan sebanyak 10 hari di bulan Dzulhijjah. Puasa ini dilakukan sebanyak 9 hari pertama di bulan Dzulhijjah.
Sementara itu, pada 10 Dzulhijjah bertepatan dengan Idul Adha yang terdapat larangan berpuasa di dalamnya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits,
“Tidak ada hari-hari yang lebih disukai Allah untuk dipakai beribadah lebih dari sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Berpuasa pada siang harinya sama dengan berpuasa selama satu tahun dan salat pada malam harinya sama nilainya dengan mengerjakan salat pada malam lailatul qadar.” (HR Tirmidzi)
Puasa Dzulhijjah juga mencakup pengamalan puasa Tarwiyah dan Arafah. Dikutip Abu Aunillah Al-Baijury dalam Buku Pintar Agama Islam: Panduan Lengkap Berislam Secara Kaffah, puasa pada 8 Dzulhijjah disebut puasa Tarwiyah dan puasa 9 Dzulhijjah adalah puasa Arafah.
Dilansir Zainal Abidin dalam buku Belajar Sendiri Semua Jenis Shalat, puasa Tarwiyah dan Arafah ini sangat dianjurkan bagi mereka yang tidak melaksanakan ibadah haji.
Niat Puasa Dzulhijjah 2024 Termasuk Tarwiyah-Arafah
Pada bulan Dzulhijjah, puasa sunnah yang dapat diamalkan mencakup puasa awal Dzulhijjah, puasa Tarwiyah, puasa Arafah, puasa Senin Kamis, hingga puasa Ayyamul Bidh. Berikut bacaan niatnya.
Niat Puasa 1-7 Dzulhijjah
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma syahri dzulhijjah sunnatan lillahi ta’ala.
Artinya: “Saya niat puasa sunnah pada bulan Dzulhijjah karena Allah Ta’ala.”
Siapa yang Disunahkan Mengerjakan Puasa Arafah?
Niat Puasa Tarwiyah 8 Dzulhijjah
نويتُ صومَ تَرْوِيَة سُنّةً لله تعالى
Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala
Artinya: “Aku niat puasa sunah Tarwiyah karena Allah Ta’ala.”
Niat Puasa Tarwiyah 8 Dzulhijjah (Dibaca Malam)
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adaai sunnati yaumit Tarwiyyati lillaahi ta’aalaa
Artinya: “Aku niat puasa sunnah Tarwiyah besok hari karena Allah Ta’ala.”
Niat Puasa Arafah 9 Dzulhijjah
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةٌ اللَّه تَعَالَى
Nawaitu shauma yauma ‘arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa Arafah, sunnah karena Allah Ta’ala.”
Niat Puasa Ayyamul Bidh
نَوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma ayyami bidh sunnatan lillahi ta’ala.
Artinya: “Saya niat puasa hari-hari putih, sunnah karena Allah Ta’ala.”
Niat Puasa Senin Kamis
– Niat puasa yang dibaca di hari Senin:
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ اْلاِثْنَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma yaumal itsnaini sunnatal lillāhi ta’ālā.
Artinya: “Saya niat puasa sunnah hari Senin karena Allah Ta’ala.”
– Niat puasa yang dibaca di hari Kamis:
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma yaumal khamisi sunnatan lillāhi ta’ālā.
Artinya: “Saya niat puasa sunnah hari Kamis karena Allah Ta’ala.”
Jadwal Puasa Dzulhijjah 2024
Pengamalan puasa dengan kalender Hijriah dapat dikonversi dalam penanggalan Masehi. Berikut jadwal puasa sunnah sepanjang bulan Dzulhijjah 2024 yang mengacu kalender Hijriah Indonesia 2024 susunan Kementerian Agama (Kemenag) RI.
Puasa Senin Kamis
Senin, 10 Juni 2024
Kamis, 13 Juni 2024
Senin, 24 Juni 2024
Kamis, 27 Juni 2024
Puasa Ayyamul Bidh
Jumat, 21 Juni 2024
Sabtu, 22 Juni 2024
Minggu, 23 Juni 2024
Puasa 1-7 Dzulhijjah
Sabtu, 8 Juni 2024
Minggu, 9 Juni 2024
Senin, 10 Juni 2024
Selasa, 11 Juni 2024
Rabu, 12 Juni 2024
Kamis, 13 Juni 2024
Jumat, 14 Juni 2024
Puasa Tarwiyah
Sabtu, 15 Juni 2024
Puasa Arafah
Minggu, 16 Juni 2024
Puasa Qadha Ramadhan di Bulan Dzulhijjah
Puasa Ramadhan hukumnya wajib bagi muslim. Untuk itu, mereka yang meninggalkannya karena uzur tertentu diwajibkan untuk mengganti dengan puasa qadha atau puasa ganti Ramadhan.
Menurut Fikih Empat Madzhab Jilid 2 Edisi Terjemahan oleh Syekh Abdurrahman Al-Juzairi, puasa qadha Ramadhan sejatinya dapat dilakukan kapan saja termasuk bulan Dzulhijjah. Dengan catatan, puasa tersebut dilakukan di luar hari-hari yang dilarang untuk berpuasa, seperti seperti hari Idul Adha dan hari tasyrik.
Untuk puasa qadha Ramadhan yang berhukum wajib, para ulama berijma’ bahwa bacaan niat yang dibaca setelah terbit fajar menjadi amalan yang tidak sah. Berikut bacaan niatnya,
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”
Puasa sunnah di bulan Dzulhijjah dapat diamalkan sebelum melunasi puasa qadha Ramadhan. Bahkan disebut Syekh Muhammad dalam laman Islam Q&A, penggabungan puasa Dzulhijjah dan qadha Ramadhan dibolehkan.
Hal ini berlaku karena puasa sunnah Arafah adalah puasa mutlak yang tidak berkaitan dengan puasa Ramadhan.
Ustaz Adi Hidayat dalam arsip detikcom juga berpendapat bahwa muslim bisa memperoleh dua pahala dalam satu kali puasa sekaligus. Terutama, bila puasa tersebut diamalkan dengan niat menunaikan utang puasa qadha Ramadhan namun berkeinginan kuat untuk mengamalkan puasa Dzulhijjah seperti Arafah secara bersamaan. *** sumber : detik.com