Ini Penampakan Wujud Manusia di Tahun 3000, Merinding Melihatnya

RRINEWSS.COM- Jakarta – Melihat pola kebiasaan manusia saat ini, ada spekulasi soal wujud manusia di tahun 3.000. ‘Ramalan’ tersebut sempat viral dilaporkan oleh Daily Mail beberapa saat lalu.

Terlihat gambar manusia dengan punggung bungkuk, tangan cakar, kelopak mata kedua, tengkorak lebih tebal, dan otak lebih kecil.

Cerita tersebut berasal dari dari posting yang diterbitkan oleh TollFreeForwarding.com, sebuah situs yang menjual, seperti namanya, nomor telepon virtual.

“Penelitian” ini tampaknya tidak terlalu ilmiah. Alih-alih, ini lebih mirip dengan posting blog SEO.

Untuk mendapatkan backlink, para pelaku di TollFreeForwarding memanfaatkan cerita soal “manusia masa depan” oleh seniman model 3D.

Hasil dari upaya ini adalah “Mindy,” seorang bungkuk yang tampak menyeramkan dengan skinny jeans hitam.

“Untuk sepenuhnya menyadari dampak teknologi sehari-hari terhadap kami, kami mengambil sumber penelitian ilmiah dan pendapat ahli tentang masalah ini,” tulis TollFreeForwarding, dikutip dari Futurism, Minggu (14/1/2024).

“Sebelum bekerja dengan desainer 3D untuk menciptakan manusia masa depan yang tubuhnya telah berubah secara fisik karena penggunaan yang konsisten smartphone, laptop, dan teknologi lainnya.”

Namun, sumbernya meragukan. Otoritasnya pada perkembangan tulang belakang, misalnya, adalah “ahli kesehatan dan kebugaran” di sebuah situs yang menjual krim pijat.

Untuk itu banyak yang menilai, bahwa TollFreeForwarding tak bisa dijadikan sumber.

Namun gambaran ngeri wujud manusia itu juga dikutip oleh StudyFinds, sebuah blog yang umumnya dapat diandalkan tentang penelitian akademis.

Gambaran mengerikan di TollFreeForwarding sepertinya bertujuan memberi efek kejut sekaligus sindiran tentang ketergantungan manusia kepada teknologi.

Saking tak bisa lepasnya dari layar gadget, aktivitas menggunakan smartphone diskenariokan bisa menuntun evolusi biologi manusia.

“Konten kami dimaksudkan untuk diskusi dan kami selalu mendorong pembaca kami untuk mendiskusikan mengapa atau mengapa mereka tidak setuju dengan temuan tersebut,” kata StudyFinds.*** (fab/CNBCI/fab)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *