BEM KM UGM Beri Gelar Jokowi Alumnus Paling Memalukan

RRINEWSS.COMBadan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KM) Universitas Gadjah Mada (UGM) memberi gelar ‘alumnus paling memalukan’ untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pihak kampus memberikan tanggapan.

Saat dihubungi untuk dimintai tanggapannya atas aksi BEM KM UGM itu, Sekretaris UGM Andi Sandi mengatakan aksi mahasiswa tersebut masih dalam koridor. Pihak kampus juga tak melarang aksi tersebut.

“Saya melihatnya itu adalah gerakan moral dari mahasiswa. Kami di UGM tetap memberikan ruang kepada mahasiswa kami untuk bersuara. Mahasiswa mempunyai hak bersuara, kami di UGM sangat menghargai proses pembelajaran dan kebebasan mimbar bagi anak-anak kami. Kami tidak bisa melarang mereka karena mereka mempunyai kebebasan,” ujar Sandi saat dihubungi detikJogja, Sabtu (9/12/2023).

“Kami melihatnya ini adalah gerakan yang disampaikan oleh teman-teman mahasiswa masih dalam koridor untuk memberikan kritik dan saran serta penyaluran aspirasi. Proses itu dilakukan dengan cara-cara yang menurut kami masih dalam batasan-batasan seperti tidak membuat kekacauan dan merusak ketertiban umum,” sambungnya.

Sandi menambahkan, pihak kampus memberikan izin kepada mahasiswa jika ingin melakukan aksi serupa. Hanya saja pihak UGM tetap memberikan imbauan agar aksi-aksi tersebut tetap memenuhi peraturan perundang-undangan.

“Kalau teman-teman mau melanjutkan silakan. Tetapi proses penyampaian pendapat perlu memenuhi peraturan perundang-undangan dan etika. Yang pasti tidak mengganggu ketertiban masyarakat. Silakan dilanjutkan tapi tetap ada batasan mengingat kita merupakan institusi pendidikan. Bagaimana kita menyampaikan kritik itu dengan santun dan etis,” tuturnya.

Lebih lanjut, pihak UGM siap memfasilitasi jika nantinya ada komunikasi dari pihak Presiden Jokowi dengan mahasiswa. Pasalnya, Sandi melihat ini sebagai proses demokratisasi.

“Kalaupun nanti ada komunikasi dari pihak presiden terkait hal ini, kami akan ajak untuk duduk bersama dengan mahasiswa. Kami pihak administrasi UGM akan memberikan ruang. Tapi kami juga melihat ini merupakan sebuah proses demokratisasi, proses kritik itu bisa dilakukan. Jangan antikritik, tapi kalau mengkritik itu juga jangan ngawur dan tidak melanggar aturan dan etika,” jelas Sandi.

Pihak UGM juga memberikan imbauan kepada mahasiswa jika terjadi aksi serupa jelang tahun politik. Jangan sampai aksi dimanfaatkan oleh golongan-golongan tertentu.

“Sampaikanlah aspirasi yang betul-betul aspirasi dari mahasiswa. Karena anda sebagai salah satu bagian dari civil society yang memperjuangkan kepentingan orang banyak dengan tanpa alih-alih mendapatkan imbalan,” katanya.

“Mohon dengan sangat karena ini situasi politik jangan sampai kegiatan penyampaian aspirasi dimanfaatkan oleh golongan tertentu untuk mengarahkan kepada capres cawapres, legislatif ataupun partai tertentu. Penyampaian harap menjaga tata cara kita sebagai orang timur yakni dengan cara yang sangat etis dan tidak mengganggu ketertiban umum dan melanggar aturan,” pungkas Sandi.

Diketahui, BEM KM menggelar diskusi publik dan mimbar bebas di utara Bundaran UGM, Jumat (8/12). Ketua BEM KM Gielbran Mohammad mengungkapkan alasan penyematan ‘alumnus paling memalukan UGM’ kepada Presiden Jokowi. Di antaranya adalah sebagai wujud kekecewaan selama dua periode kepemimpinan Jokowi yang masih banyak permasalahan fundamental yang masih belum terselesaikan. ***(rih/detik/rih)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *