RRINEWSS.COM- BALI – Badan Narkoba Nasional (BNN) menyatakan pengungkapan kasus laboratorium narkoba rahasia di Bali merupakan alarm atau peringatan bagi Bali jika Pulau Dewata menjadi sasaran peredaran gelap narkotika tingkat dunia.
Kepala Badan Narkoba Nasional Republik Indonesia Komisaris Jenderal Polisi Marthinus Hukom menyebut pengungkapan kasus pabrik narkoba di Bali menunjukkan bahwa Bali dianggap sebagai area pasar narkoba jenis apapun, termasuk narkotika golongan 1 Dimethyltryptamine (DMT)
“Bukan hanya sabu, ekstasi atau ganja. Namun, Bali adalah pasar heroin dan kokain dan ke depan kita menjadi pasar narkotika DMT seperti yang kita saksikan hari ini,” ungka dia dikutip dari Antara, Selasa (23/7/2024).
Mantan Kepala Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri itu menyatakan jika hal ini harus menjadi perhatian, mengingat sudah ada dua kasus laboratorium narkoba yang dikendalikan WNA di Bali dalam setengah tahun 2024.
Pertama, kasus laboratorium narkoba yang diungkap Bareskrim Polri di kawasan Tibubeneng, Kabupaten Badung, Bali yang dikendalikan oleh WNA Rusia dan Ukraina.
Kedua, laboratorium narkoba rahasia di Jalan Desa Keliki Kawan, Kecamatan Payangan, Gianyar yang dikendalikan oleh WNA Filipina dan Yordania.
“Temuan-temuan kasus ini, tidak boleh kita anggap sebagai gejala biasa, tetapi ini adalah alarm atau peringatan bahaya bahwa Bali dan bisa jadi wilayah Indonesia lainnya merupakan sasaran tempat produksi gelap narkoba yang dianggap aman bagi jaringan narkoba internasional,” katanya.*** detikNews