Mantan Danlanal Dumai Berpeluang Menjabat Panglima TNI

JAKARTA RRINEWSS.COM – – Panglima TNI Laksamana Yudo Margono akan memasuki usia pensiun dari dunia militer pada 1 Desember 2023. Pada saat yang sama, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman juga akan pensiun pada 19 November 2023. Sementara mantan Danlanal Dumai yang kini menjabat KSAL Muhammad Ali berpeluang menjabat sebagai Panglima TNI.

Pergantian pucuk pimpinan ini pun menimbulkan teka-teki siapa sosok pengganti Yudo dan Dudung yang akan dipilih Presiden Joko Widodo ke depan. 3 jenderal Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas menyebut tongkat komando Panglima TNI ke depan berpotensi akan menjadi “jatah” TNI AD.

Selanjutnya jika Yudo-Dudung Pensiun Bersamaan “Dengan kata lain, apabila pergantian pejabat KSAD dilakukan dalam waktu dekat maka sosok tersebut berpeluang besar mengisi jabatan Panglima TNI,” kata Anton kepada Kompas.com

Anton mengatakan, apabila Jokowi mempercepat masa jabatan Dudung, semua perwira tinggi bintang tiga punya TNI AD berpeluang menjadi KSAD ke depan. Walaupun begitu, Anton menilai Jokowi tetap akan meneruskan pakem memilih sosok yang pernah bekerja dengannya sebelum menjabat pos strategis.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal (Letjen) Suharyanto, misalnya. Baca juga: Pengamat Sebut 3 Sosok Kandidat Kuat KSAD Selanjutnya Pengganti Jenderal Dudung Abituren Akademi Militer (Akmil) 1989 ini pernah menduduki posisi Sekretaris Militer Presiden (Sesmilpres) pada 2019-2020.

Selanjutnya ada nama Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen Maruli Simanjuntak. Lulusan Akmil 1992 ini pernah menjadi pengawal keselamatan Jokowi dengan menjabat sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) pada 2018-2020.

Berikutnya, Wakil KSAD Letjen Agus Subiyanto. Abituren Akmil 1991 pernah menjadi Komandan Grup A Paspampres dan Dandim 0735/Surakarta ketika Jokowi menjabat Wali Kota Solo. Menurut Anton, ketiga sosok tersebut memiliki kualifikasi dan rekam jejak penugasan yang relatif seimbang.

“Maka faktor subyektivitas Jokowi akan lebih kuat menjadi pertimbangan dalam penunjukan sosok KSAD berikutnya,” tegas dia.
Alternatif lain Di sisi lain, Anton mengatakan, apabila pergantian KSAD dilakukan berbarengan dengan Panglima TNI, ada potensi KSAL Laksamana Muhammad Ali berpeluang besar menjadi pengganti Yudo.

Pasalnya, Ali lebih punya peluang ketimbang KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo. Sebab, Fadjar akan pensiun pada April 2024. Jika akhirnya Jokowi menunjuk Ali, Anton menilai, keputusan tersebut tak menyalahi aturan Pasal 13 Ayat 3 Undang-Undang Nomor 34/2004 tentang TNI.

Pasal menyebut posisi Panglima TNI dapat dijabat secara bergantian. Selain UU TNI tidak mewajibkan Presiden untuk menerapkan rotasi secara bergiliran bagi sosok Panglima TNI, Anton menambahkan, pengalaman Jokowi dalam menunjuk sosok yang menduduki jabatan strategis seperti posisi Panglima TNI seringkali di luar pakem yang ada.

“Kita bisa melihat ketika Jokowi menunjuk Jenderal Gatot Nurmantyo menggantikan Jenderal Moeldoko. Kedua perwira tinggi tersebut sama-sama berasal dari matra darat,” tutur Anton. *** kompas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *