RRINEWSS.COM- JAKARTA – Seorang penumpang pesawat Batik Air ID-6723, Origa (28) mengungkapkan situasi di dalam kabin pesawat ketika insiden pilot dan kopilot yang bertugas tertidur sekitar 30 menit. Insiden itu terjadi pada 25 Januari 2024, saat itu pesawat Batik Air jenis Airbus A320 sempat keluar dari jalur lintasan penerbangan.
Ia mengungkapkan bahwa keadaan di dalam pesawat selama penerbangan berjalan normal karena penumpang tidak tahu bahwa pilot dan kopilot saat itu sedang tertidur. “Tidak ada kepanikan sama sekali,” katanya saat dihubungi, Sabtu, 9 Maret 2024.
Ketika insiden pilot dan kopilot tertidur sehingga membuat pesawat Batik Air yang membawa 153 penumpang itu sempat keluar jalur penerbangan dan tersasar sampai ke Cianjur. Para penumpang yang tidak tahu bahwa pesawat di luar kendali pilot dan kopilot itu mengira pesawat hanya berputar karena menunggu giliran mendarat. Apa lagi saat itu tidak ada pengumuman atau instruksi apapun dari petugas pesawat.
“Penumpang tidak tahu, jadi tidak panik,” ujarnya.
Origa mengaku sama sekali tidak menaruh curiga perihal penyebab pesawat yang keluar dari jalur dan memutar. Yang terlintas di pikirannya kala itu adalah Bandara Soekarno Hatta sedang ramai, sehingga pesawat harus melintas tidak pada jalurnya.
“Tidak ada kecurigaan sama sekali,” ucapnya.
Hingga pesawat mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Origa dan para penumpang juga tidak curiga bahwa pesawat mereka sempat lepas kendali karena tidak ada pemberitahuan apa-apa dari petugas Batik Air. Pun saat mendarat, tidak ada pemberitahuan dari pihak Bandara Soekarno-Hatta.
Origa dan para penumpang hanya tahu bahwa pesawat Batik Air yang mereka tumpangi terlambat mendarat 30 menit dari jadwal. Mereka tidak sadar bahwa mereka baru saja melewati insiden fatal dan berbahaya.
Origa baru tahu insiden tersebut setelah media ramai memberitakan hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT pada Sabtu, 9 Maret kemarin.
KNKT Temukan Dugaan Kecerobohan
Laporan dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT menyebut faktor kelelahan menjadi penyebab pilot dan kopilot Batik Air ID-7623 tertidur saat penerbangan rute Kendari-Jakarta. Insiden itu terjadi pada 25 Januari 2024, ketika keduanya bertugas mengoperasikan pesawat Airbus A320.
KNKT mengungkapkan, insiden pilot dan kopilot Batik Air tertidur saat penerbangan disebabkan karena tidak ada panduan yang rinci terkait daftar pemeriksaan pribadi atau biasa disebut IM SAFE. Daftar pemeriksaan pribadi itu menyatakan bahwa “Saya secara fisik dan mental aman untuk terbang, tidak terganggu oleh penyakit, obat-obatan, stres, alkohol, kelelahan, dan emosi”.
Sebab, daftar pemeriksaan itu penting dilakukan oleh perusahaan maskapai untuk memastikan awaknya dalam kondisi ideal sebelum penerbangan. “Investigasi tidak menemukan panduan atau prosedur rinci bagi pilot terkait daftar periksa pribadi,” tulis KNKT terkait investigasi kasus Batik Air yang dikutip pada Sabtu, 9 Maret 2024.
KNKT menilai, tidak adanya daftar pemeriksaan itu membuat pilot dan kopilot Batik Air tidak dapat menilai kondisi fisik dan mentalnya dengan baik. Karena itu, KNKT merekomendasikan kepada Batik Air Indonesia untuk menyusun panduan daftar pemeriksaan pribadi itu.
Selain itu, menurut KNKT, maskapai penerbangan wajib mempertimbangkan faktor aeromedical yang berpotensi terjadi akibat aktivitas terbang. Sebab, kru pesawat diwajibkan untuk tetap bugar dalam bertugas dan berupaya menjaga kebugarannya.
KNKT juga merekomendasikan agar seluruh awak pesawat yang bertugas, memberitahukan secara terbuka kepada manajer masing-masing apabila ada kendala fisik dan mental. Hal itu perlu dilakukan supaya tidak mengganggu keselamatan penerbangan.***(tmp)