Niat Puasa 6 Dibulan Syawal Usai Lebaran Idul Fitri

RRINEWSS.COM- Niat puasa Syawal dilafazkan ketika hendak mengamalkan amalan sunnah ini. Sebagaimana namanya, puasa ini dilaksanakan pada bulan Syawal atau setelah Idul Fitri.

Mengutip buku Panduan Praktis Ibadah Puasa oleh Drs E Syamsuddin dan Ahmad Syahirul Alim, puasa Syawal dianjurkan langsung oleh Rasulullah SAW. Sebagaimana sabdanya berikut:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِرًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Artinya: “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan, kemudian melanjutkannya dengan enam hari di bulan Syawal maka ia seakan puasa sepanjang tahun.” (HR. Muslim, Abu Daud, dan At-Tirmidzi)

Berdasarkan hadis tersebut diketahui juga bahwa puasa Syawal memiliki keutamaan yang luar biasa yakni seakan berpuasa sepanjang tahun. Beberapa kalangan salaf. salah satunya Ibnu Mubarak, menegaskan maksud keutamaannya yaitu seseorang akan mendapatkan pahala puasa wajib selama satu tahun.

Puasa ini juga dianjurkan Ibnu Rajab Al-Hanbali, yang mengatakan bahwa membiasakan puasa Syawal merupakan tanda diterimanya ibadah Ramadhan oleh Allah SWT. Sebab, jika suatu ibadah diterima di sisi Allah, maka seseorang dimudahkan mengerjakan ibadah lainnya.

Nah, bagi detikers yang hendak mengamalkannya, berikut niat puasa Syawal lengkap Arab, Latin, dan artinya. Yuk, disimak!

Niat Puasa Syawal Setelah Idul Fitri
Niat puasa Syawal dapat dibacakan setiap hari ataupun sekaligus enam hari pada hari pertama puasa. Berikut bacaan niatnya yang dikutip dari laman MUI Digital:

Niat Puasa Syawal 6 Hari
Niat puasa Syawal bisa dibacakan sekaligus 6 hari jika ingin melaksanakannya secara berturut-turut. Bacaan niat ini diamalkan pada malam hari, sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ للهِ تعالى

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an adai sittatin min syawwal lillahi ta’ala

Artinya: “Saya niat puasa pada esok hari untuk menunaikan puasa sunah enam hari dari bulan Syawal karena Allah Ta’ala.”

Niat Puasa Syawal Harian
Puasa Syawal merupakan puasa sunnah. Sehingga niatnya dapat dilafazkan pada malam hari, juga bisa pada pagi hari jika terlupa, dengan catatan tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar.

Nah, berikut bacaan niat harian puasa Syawal malam dan siang hari:

1. Niat yang Dibaca di Malam Hari
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ للهِ تعالى

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa’i sunnatis Syawwal lillaahi ta’ala.

Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT.”

2. Niat yang Dibaca di Pagi Hari
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لللهِ تعالى

Arab Latin: Nawaitu shauma hadzal yaumi ‘an adaa’i sunnatis Syawwaal lillaahi ta’ala.

Artinya: “Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT.”

Penting diketahui, niat ini dibacakan untuk seseorang yang ingin berpuasa padahal sudah memasuki siang hari. Puasa bisa tetap dikerjakan dengan niat di atas asal belum makan dan minum sejak dimulainya waktu puasa.

Tata Cara Puasa Syawal
Pengerjaan puasa Syawal secara umum sama dengan puasa sunah lainnya. Untuk memudahkan, berikut tata caranya yang dirangkum dari buku “Tata Cara dan Tuntunan Segala Jenis Puasa” yang ditulis oleh Nursolikhin:

1. Berniat
Pertama, yaitu membaca niat di malam hari yang dimulai setelah terbenamnya Matahari hingga terbit fajar. Dengan kata lain, niat bisa dibaca sepanjang malam termasuk ketika sahur sebelum memasuki waktu Subuh.

Diutamakan niat dibaca pada awal malam. Tujuannya agar seseorang yang tidak sempat bangun sahur tetap bisa menjalankan puasa dengan tenang karena sudah berniat.

2. Sahur
Selanjutnya yaitu melaksanakan sahur. Umat muslim dianjurkan tidak meninggalkan sahur karena terdapat keberkahan di dalamnya.

Sebagaimana disebutkan dalam hadis Imam Bukhari dan Muslim bahwa:

“Sahurlah kalian, maka sesungguhnya dalam sahur itu ada berkahnya.” (HR. Bukhari Muslim).

3. Berpuasa
Begitu memasuki waktu berpuasa umat muslim sudah tidak diperbolehkan untuk makan dan minum, serta mengerjakan hal lainnya yang membatalkan puasa.

4. Menyegerakan berbuka
Jika telah tiba waktu berbuka, maka disunahkan bagi umat muslim untuk menyegerakan berbuka. Rasulullah SAW bersabda:

“Allah SWT telah berfirman, ‘Hamba-hamba-Ku yang lebih aku cintai ialah mereka yang paling segera berbukanya.'” (HR Tirmidzi dari Abu Hurairah)

Keutamaan Puasa Syawal
Menyadur buku “Menggapai Berkah di Bulan-bulan Hijriah”, umat muslim akan mendapatkan keutamaan luar biasa dengan mengerjakan puasa Syawal. Berikut rinciannya:

1. Mendapatkan Pahala Satu Tahun
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa mengerjakan puasa Syawal memiliki keutamaan pahala seperti berpuasa selama satu tahun penuh. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ مُتَتَابِعَةٌ، فَكَأَنَّمَا صَامَ السَّنَةَ.

Artinya: “Barangsiapa berpuasa enam hari setelah Idul fitri secara turut menurut maka seakan-akan berpuasa selama setahun.” (HR Ath-Thabarani)

Diriwayatkan pula oleh Imam Muslim sebagai berikut:

“Barangsiapa menjalankan puasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan puasa sunnah enam hari pada bulan Syawal, maka ia seperti puasa selama setahun.” (HR. Muslim).

2. Tanda Diterimanya Amalan Puasa Ramadhan
Membiasakan puasa Syawal bisa menjadi tanda bahwa amalan seseorang di bulan Ramadhan diterima di sisi Allah SWT. Sebab, jika Allah SWT menerima amalan hamba-Nya, maka selanjutnya akan diikuti dengan amalan saleh lain.

Sebagaimana dikatakan oleh sebagian ulama:

“Pahala sebuah kebaikan adalah kebaikan setelahnya, barang siapa melakukan kebaikan kemudian diikuti dengan kebaikan yang lain, maka itu pertanda bahwa amal kebaikan tersebut diterima oleh Allah. Begitu juga dengan kebaikan yang kemudian disertai dengan amal buruk, maka itu adalah tanda bahwa kebaikan tersebut telah ditolak.”

3. Penyempurna Puasa Wajib Ramadhan
Puasa Syawal disebutkan dapat menyempurnakan kekurangan puasa Ramadhan. Pasalnya, pada hari kiamat nanti, ibadah sunah itulah yang akan menyempurnakan atau melengkapi ibadah wajib.

Dengan demikian, apabila pada puasa Ramadhan seseorang memiliki kekurangan, maka puasa sunah Syawal bisa menutupi kekurangan tersebut.

4. Sebagai Tanda Syukur
Puasa Syawal merupakan bentuk rasa syukur seseorang atas nikmat ampunan yang diberikan Allah SWT selama bulan Ramadhan. Diceritakan oleh Aisyah, Rasulullah SAW sendiri melakukan ibadah sebanyak-banyaknya sebagai bentuk rasa syukur akan ampunan Allah SWT di bulan Ramadhan.

Sebagaimana diriwayatkan dalam hadis berikut:

“Aisyah pun mengatakan ‘Mengapa engkau melakukan ini wahai Rasulullah! Sedang dosa-dosamu telah diampuni oleh Allah?’ Rasulullah pun menjawab, ‘Salahkah aku jika ingin menjadi hamba yang bersyukur?'”

5. Tanda Istiqomah
Menjalankan puasa Syawal merupakan bentuk konsisten atau istiqomah seseorang dalam menjalankan ibadah puasa. Disebutkan bahwa orang yang kembali berpuasa setelah menyelesaikan puasa Ramadhan, maka itu adalah tanda bahwa ia tidak merasa berat untuk berpuasa.

الصَّائِمُ بَعْدَ رَمَضَانَ كَالْكَارٌ بَعْدَ الْفَارٌ

Artinya: “Berpuasa setelah bulan Ramadhan adalah seperti orang yang melarikan diri dari perang di jalan Allah kemudian kembali lagi.” (Al-Baihaqi, Syu’an Al-Iman)

Apakah Puasa Syawal Harus Berturut-turut?
Banyak yang menanyakan puasa enam hari di bulan Syawal apakah harus dilaksanakan berturut-turut atau boleh selang-seling. Terkait hal ini, para ulama memiliki perbedaan pendapat yakni ada yang mengharuskan dan tidak.

Untuk memahaminya, berikut penjelasannya:

1. Puasa Syawal Berturut-turut
Menukil buku Menggapai Berkah di Bulan-bulan Hijriah oleh Siti Zumratus Sa’adah, menurut Imam Asy-Syafi’i dan Ibnu Mubarak puasa enam hari di bulan Syawal dikerjakan secara berturut-turut. Pandangan ini disandarkan pada hadis dari Abu Hurairah yang diangkat kepada Nabi Muhammad SAW:

“Barang siapa berpuasa enam hari setelah Idul Fitri secara berturut-turut, maka seakan-akan telah berpuasa selama setahun penuh.” (HR Ath-Thabarani)

2. Puasa Syawal Tidak Harus Berturut-turut
Dituliskan dalam Panduan Praktis Ibadah Puasa, jumhur ulama tidak mengharuskan puasa Syawal dikerjakan secara berturut-turut. Puasa ini juga tidak mesti dilakukan persis setelah Idul Fitri.

Sebab, tidak anjuran ataupun larangan dari Rasulullah SAW mengenai ketentuan diharuskan berturut-turut.

Waktu Mengerjakan Puasa Syawal
Ustaz Ammi Nur Baits dalam laman Konsultasi Syariah menjelaskan Ibnu Rajab mengatakan mayoritas ulama berpendapat puasa Syawal bisa dilakukan tepat setelah Idul Fitri dan hukumnya tidak makruh. Sebagaimana disyaratkan dalam hadis dari Imran bin Husain, Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Jika kamu sudah selesai berhari raya, berpuasalah,” (HR Ahmad, no. 19852).” (Lathaiful Ma’arif, hlm. 385)

Kemudian, ada pula pandangan dari Ma’mar, Abdurrazaq, dan diriwayatkan dari Atha’ bahwa puasa Syawal tidak boleh dilaksanakan persis setelah Idul Fitri. Sebab, hari itu masih merupakan hari makan dan minum sehingga tidak diperkenankan puasa.

Dijelaskan dalam buku Menggapai Berkah di Bulan-bulan Hijriah, disarankan puasa Syawal enam hari ini dikerjakan pada pertengahan bulan. Yakni tiga hari sebelum dan setelah Ayyamul Bidh tanggal 10, 11, 12, 16, 17, 18 Syawal 1446 H/2025 M.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka pendapat mengenai waktu puasa Syawal setelah Idul Fitri terbagi menjadi dua. Pertama, yaitu bisa dilakukan sejak 2 Syawal, sementara yang lainnya berpandangan dikerjakan di pertengahan Syawal.

Apa yang Harus Didahulukan Puasa Syawal atau Qadha?
Menyadur dari buku Panduan Praktis Ibadah, dianjurkan bagi umat muslim melunasi hutang puasa wajibnya terlebih dahulu sebelum mengerjakan puasa Syawal. Hal ini diajarkan Ummu Salamah kepada keluarganya karena khawatir tidak mendapatkan keutamaannya.

Sejalan dengan itu, dituliskan dalam buku 12 Amalan Mulia Sepanjang Tahun karya Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny, alim ulama berpendapat seseorang tidak akan mendapatkan pahala puasa enam hari Syawal jika masih mempunyai hutang puasa Ramadhan. Puasa Ramadhan hukumnya wajib sehingga harus lebih diutamakan dari puasa sunah.

Dengan demikian, keutamaan puasa enam hari Syawal hanya diberikan kepada orang yang telah menyempurnakan puasa Ramadhan. Maka, lebih baik mengganti puasa terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan puasa enam hari Syawal.

Itulah niat puasa Syawal setelah Lebaran Idul Fitri yang bisa dikerjakan untuk mendapat keberkahan Allah SWT. Semoga bermanfaat! *** (edr/dtc/alk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *