RRINEWSS.COM– Di Bumi ternyata ada satu perairan yang tidak menyentuh satu pun garis pantai. Perairan tersebut adalah wilayah Samudra Atlantik Utara yang tidak memiliki garis pantai.
Laut Sargasso dicirikan oleh batas-batas unik yang ditentukan oleh arus laut, bukan daratan. Laut ini juga dicirikan oleh akumulasi alga dan detritus yang alami, dan sayangnya tidak alami, demikian dikutip dari IFLScience, Senin (15/5/2024)
Laut Sargasso dikelilingi oleh empat arus, yakni Arus Atlantik Utara di utara, Arus Canary di timur, Arus Ekuatorial Atlantik Utara di selatan, dan Arus Antilles di barat.
Arus-arus tersebut dikenal sebagai pusaran samudra, sebuah sistem besar arus samudra melingkar yang terbentuk oleh angin global dan rotasi Bumi, yang secara efektif ‘menjebak’ badan air di dalamnya.
Nama laut ini berasal dari rumput laut khusus yang ada di perairannya. Sargassum , demikian sebutannya, adalah massa makroalga berwarna kecoklatan-kekuningan yang mengapung dan membentuk lingkungan laut yang unik.
Bahkan, keberadaan massa yang mengapung ini di dalam laut telah membuatnya mendapat julukan “hutan hujan terapung keemasan”, yang merupakan habitat sekaligus tempat mencari makan dan bertelur, serta koridor untuk bermigrasi.
Misalnya, belut Eropa yang terancam punah bermigrasi ke laut jauh ini untuk berkembang biak dan berbagai spesies paus, seperti paus sperma dan paus bungkuk, bermigrasi melewatinya selama perjalanan lintas samudra mereka.
Sargassum telah dikenal sejak lama. Sebenarnya, Sargassum disebutkan oleh Columbus dalam buku harian ekspedisinya pada tahun 1492. Menurut cerita, pertemuannya dengan massa yang mengapung itu menyebabkan ketakutan di antara krunya.
Kapal mereka, Santa María , terdampar di lautan selama tiga hari karena kondisi tanpa angin (doldrum). Para kru menjadi khawatir ketika mereka melihat rumput laut, yang biasanya merupakan tanda daratan. Mereka khawatirkan rumput laut tersebut akan menjerat dan menyeret mereka ke dalam air.
Meskipun penting bagi kehidupan laut, Laut Sargasso terancam oleh aktivitas manusia. Kapal tidak hanya menyebabkan kerusakan lingkungan dengan polutan kimia, tetapi arus yang mengisolasinya juga menyeret plastik dan sampah yang dihasilkan manusia ke dalam perairan.
Akibat gerakan sirkulasi pusaran samudra, plastik berputar ke Laut Sargasso dan membentuk pulau besar yang dikenal sebagai Kumpulan Sampah Atlantik Utara. Tempat itu diperkirakan berukuran ratusan kilometer dan memiliki kepadatan 200.000 lembar sampah per kilometer persegi.
Meskipun ada berbagai organisasi yang berkomitmen untuk melindungi laut unik ini, upaya pembersihan terhambat oleh tumpukan plastik laut. Ini berarti, plastik masih akan menjadi ancaman signifikan bagi kehidupan di area ini.***(cnbc)