Cerita Rakyat Minangkabau Legenda Gunung Pasaman dan Rajo Imbang Langit

RRINEWSS.COMKali ini cerita rakyat Indonesia adalah cerita rakyat Minangkabau yakni legenda Gunung Pasaman dan Rajo Imbang Langit soal buah kesabaran menjalani hidup.

Khususnya, legenda Gunung Pasaman dan Rajo Imbang Langit ini menjadi cerita rakyat Minangkabau khususnya di Pasaman dan sekitarnya.

Jadi, dalam cerita rakyat Minangkabau berupa legenda Gunung Pasaman ini akan dipaparkan tentang kisah hidup Rajo Imbang Langit

Konon pada zaman dahulu, hiduplah seorang pemuda bernama Rajo Imbang Langit dan ia hidup sebatang kara dalam kondisi miskin.

Rajo Imbang Langit ingin memiliki teman dan keluarga, namun karena derajatnya yang tidak sama seperti orang lain, membuatnya tidak bisa mendapat teman ataupun keluarga.

Kondisi ini membuat Rajo Imbang Langit memandang segala sesuatu diukur dengan uang dan kekuasaan.

Rajo Imbang Langit selalu mengalami penindasan dari orang-orang yang tidak dia kenal.

Pada suatu hari, Rajo Imbang Langit bermimpi melihat banyak benda bersinar di puncak gunung .

“Benda bersinar apa ini?,” ujarnya dalam mimpi tersebut.

Namun mimpi tersebut terhenti ketika ada yang membuat gaduh di luar rumahnya.

“Harta puncak kehidupan! Harta puncak kehidupan!,” suara tersebut membuat Rajo Imbang Langit terbangun.

“Angkat kakimu dari tempat ini!,” lagi-lagi suara itu terdengar.

Mendengar kata-kata tersebut membuat Rajo Imbang Langit ketakutan.

“Angkat kakimu dari sini! Tinggalkan kampung ini,” ucap kasar dari orang yang membuat gaduh di luar rumahnya itu.

Dia tidak mengenal orang-orang itu, ketika dia melihat keluar, tiba-tiba seseorang memukul tengkuk Rajo Imbang Langit .

“Ini sangat menyakitkan! Apa yang ada di pikiranmu? Aku ini juga manusia, tidak bisakah kau memanusiakan manusia?,” keluh Rajo Imbang Langit yang kesakitan.

Usai mengeluh, pukulan orang itu membuat Rajo Imbang Langit tidak sadarkan diri.

Saat dia sadar, dia sudah berada di dalam sebuah rumah dan berusaha berjalan keluar.

Lalu dia melihat seorang nenek yang sedang berkebun dan dia menyadari bahwa nenek itu lah yang telah menolongnya.

Nenek tersebut menemukannya tergeletak di tepi sungai dan membawanya ke rumahnya.

Kemudian dia bertanya kepada nenek tersebut:

“Apakah dengan berkebun bisa membuatmu kaya dan terhormat?,” tanya Rajo Imbang Langit .

Sang nenek tidak menjawab pertanyaan tersebut.

Kemudian Rajo terus bergumam, dan mempertanyakan pada dirinya sendiri apa yang salah dalam dirinya.

Beberapa saat kemudian baru lah sang nenek berkata:

“Nak, kau pasti lapar, makanlah ubi rebus yang telah aku siapkan untuk mu,” ujar nenek.

Setelah sekian lama hidup bersama sang nenek, Rajo menyadari bahwa bersyukur dan berjuang adalah nikmat hidup yang sesungguhnya.

Pada suatu hari dia sedang berkebun, seperti hari biasanya dia terus memikirkan makna hidup, sehingga lupa kalau dari tadi sang nenek tidak ada.

Dia berteriak memanggil sang nenek, namun tidak ada jawaban.

Perasaannya khawatir, dia bergegas menuju rumah.

Begitu membuka pintu, alangkah terkejutnya Rajo Imbang Langit melihat nenek terbaring dan tak bernyawa lagi.

Hal itu membuat Rajo merasa tak percaya, air matanya mengalir karena sayatan yang tak berbekas itu.

Meski kembali lagi hidup dalam kesendirian, Rajo Imbang Langit tetap meneruskan usaha nenek dengan berkebun.

Saat istirahat dari pekerjaannya, Rajo kembali termenung dan memikirkan mimpi yang sebelumnya.

Dia berfikir untuk mencari kebenaran tentang benda bersinar di puncak gunung itu.

Kemudian pada suatu hari dia pergi ke puncak gunung yang pernah dia lihat dalam mimpinya.

Sesampainya di sana, alangkah terkejutnya Rajo Imbang Langit .

“Lihatlah! Indahnya! Aku menemukannya, aku menemukannya!” ujar Rajo dengan nafas terengah-engah.

Rajo tidak hentinya bersyukur melihat tumpukan emas yang dia lihat di dalam mimpinya.

Gunung itu kini dinamakan Gunung Pasaman yang berdekatan dengan Gunung Talamau.

Sungguh itu adalah hadiah atas kesabaran dan keikhlasan serta usaha dari Rajo yang terus bertahan dari berbagai keadaan. sumber: ihwal.id. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *