Berawal dari Antar Jemput Kini Menanti Anak ke-6

RRINEWSS.COMPernikahan antara seorang guru dengan muridnya ini membuktikan bahwa cinta tak pandang usia. Berawal bertemu di sekolah dan sering dimintai antar jemput, benih cinta keduanya yang beda usia 10 tahun pun bersemai hingga berlabuh ke pernikahan.

Kini, sang guru bernama Evatia Widianti, tinggal di Ciracas, Jakarta Timur dan mantan murid, Mardiansyah hidup bahagia walau sempat terjadi pro dan kontra. Mereka telah dikaruniai lima orang buah hati. Mereka pun tengah menanti kelahiran anak keenam.

Dilansir dari Wolipop, kisah Evatia dan suaminya ini viral berawal dari postingan yang diunggah di akun TikTok @evatia_mardian. Dalam unggahannya, Evatia memperlihatkan momen saat dirinya menjadi guru dan sedang berfoto dengan sejumlah muridnya. Siapa sangka, salah satu dari murid itu kini menjadi ayah dari kelima anaknya.

“Saat masih jadi murid dan guru. Saat mengabadikan momen indah. Saat family time,” tulis keterangan video @evatia_mardian.

Dalam unggahan itu juga, Evatia membeberkan awal hubungan dia dengan pria yang merupakan muridnya itu mendapatkan beragam tanggapan mulai dari mendukung hingga mengkritik.

“Saat aku memutuskan mencintai muridku sendiri dengan segala pro dan kontra dari banyak pihak, awalnya ada keraguan apakah nanti berakhir bahagia, tapi hatiku yakin engkau adalah jawaban atas doaku, kau adalah takdir terbaik yang Allah berikan kepadaku. Hampir sebelas tahun aku bersamamu, pahit, manis, suka dan duka telah aku lalui. Semoga ke depannya keluarga kita semakin dilindungi, dirahmati dan diberkahi Allah SWT serta mendapat syafaat dari baginda Rasulullah SAW #masukberan #alasanmasihbersama #menikahdenganguru #suamikumuridku #masyaallahtabarakkallah❤❤❤,” tulis akun TikTok @evatia_mardian.

Evatia menceritakan perjalanan awal pertemuannya dengan suami yang merupakan mantan muridnya.

“Saya dan suami bertemu di SMK Perguruan Cikini yang berlokasi di Jakarta Utara tahun 2012,” kata Evatia kepada Wolipop lewat pesan singkat.

Eva sendiri merupakan guru mata pelajaran PPkn. Dia sudah aktif bekerja sebagai guru selama 13 tahun. Wanita yang berusia 36 tahun ini melanjutkan cerita cintanya.

“Saya mengajar suami saya hanya satu tahun saat suami kelas X saja. Awalnya suami saya itu sering dimintai tolong antar jemput ke halte busway karena rumah saya di Ciracas, Jakarta Timur jadi setiap hari saya minta tolong suami saya dan saya berikan upah untuk dia jajan,” kenang Eva.

Anak kedua dari empat orang bersaudara ini mengaku dari sekadar mengantar ke halte Transjakarta itu komunikasinya dengan sang murid semakin intens. “Karena sering berkomunikasi jadi sering bercerita sehingga jadi paham satu sama lain. Akhirnya timbulah rasa sayang satu sama lain,” jelasnya.

“Awalnya saya tidak menganggap serius perasaan ini karena tidak mungkin kayaknya kita bersatu. Namun suami kirim surat cinta menyatakan perasaannya kalau dia sayang sama saya dan ingin membahagiakan saya,” tambah Eva lagi.

Menurut Eva, pada saat itu dia tidak pernah menanggapi surat cinta dari muridnya tersebut. Tapi Eva tetap dekat dengan Mardiansyah (26 tahun) muridnya yang kini menjadi suaminya itu.

“Sebenarnya kisah ini tak patut dicontoh karena pada saat itu saya masih jadi gurunya. Akhirnya banyak pro kontra di sekolah. Banyak guru yang memperbincangkan tidak baik sehingga saya sampai dipanggil kepala sekolah. Namun ternyata kepala sekolah hanya berpesan agar tidak terlalu memperlihatkan kedekatan kita berdua karena menjaga semuanya agar tetap baik-baik saja. Kalau masalah jodoh kan di tangan Tuhan, takutnya kalau saya melarang ternyata Tuhan memang menuliskan saya dan suami berjodoh, itu ucap almarhum pak Sukirun kepala sekolah SMK 1 Perguruan Cikini saat itu,” tutur Eva panjang lebar.

Hubungan keduanya terus berlanjut hingga Mardiansyah lulus sekolah. Pada saat itu, Eva mengatakan pada Mardiansyah kalau dia tidak ingin menjalani hubungan yang membuang-buang waktunya. Dan mereka kemudian menggelar pernikahan dengan adat Sunda.

“Saya minta dinikahi saja karena saya tidak mau membuang waktu saya dan waktu itu juga ada yang mau serius dengan saya. Akhirnya dia memberanikan diri bertemu dengan ayah saya minta untuk menikah tapi tiga kali dia minta tidak disetujui namun akhirnya kami tetap untuk dinikahkan,” ucap Eva.

Perbedaan usia dengan suami 10 tahun, Eva mengungkapkan mengalami ada beberapa kesulitan yang dialaminya. Namun dia mencoba lebih memahami dan memaklumi sang suami yang memang berusia jauh lebih muda darinya.

“Kesulitannya banyak karena perbedaan usia jadi saya yang lebih banyak mengerti karena mungkin suami di usia mudanya masih perlu banyak belajar memahami dan menerima sudah punya keluarga saat ini,” jelasnya.

Cara Eva untuk mengatasi perbedaan usia dengan suaminya adalah berusaha bersabar ketika Mardiansyah marah. Dia berusaha tenang dan tak membalas dengan kemarahan.

“Ketika dia sudah reda biasanya dia akan baik sendiri,” pungkasnya. ***(dtc)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *