Buntut Cekcok dengan Kekasih Penyebab Tewasnya Ajudan Wakapolres

RRINEWSS.COM- – Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Teka-teki kematian ajudan Wakapolres Sorong Kompol Emmy Fenitiruma, Bripda RRN akhirnya terjawab. Polisi yang jenazahnya ditemukan dalam kondisi tergantung tersebut disimpulkan bunuh diri usai cekcok dengan kekasih.

Kapolres Sorong AKBP Edwin Parsaoran mengatakan Bripda RRN diketahui terlibat cekcok dengan sang pacar, Minggu (14/7). Pertengkaran melalui sambungan telepon itu bahkan membuat Bripda RRN sempat memukul lemari di kamarnya.

Isu adanya pertengkaran itu turut dibenarkan oleh ibu dan adik kandung korban. Keduanya mengetahui pertengkaran itu berdasarkan cerita dari korban sendiri.

“Ini dikuatkan keterangan dari saksi ibu dan adik korban yang sudah pernah melihat ada pertengkaran di hari sebelumnya,” kata AKBP Edwin Parsaoran kepada wartawan, Kamis (18/7/2024).

Satu hari setelah terlibat pertengkaran, Senin (15/7), Bripda RRN pergi ke kediaman Wakapolres Sorong yang tak jauh dari rumahnya. Korban sempat berpamitan ke ibunya dengan alasan mengecek kediaman Wakapolres.

“Almarhum tidak tinggal bermalam di rumah Wakapolres Sorong, dia hanya datang untuk memeriksa kondisi rumah dan sesekali memanaskan kendaraan karena Wakapolres sedang berada di luar kota dalam waktu yang lama,” kata Edwin.

Saat hari sudah sore, tante korban yang melewati rumah dinas Wakapolres Sorong melihat mobil Wakapolres masih menyala. Selanjutnya, kata Edwin, tante korban menanyakan keberadaan Bripda RRN kepada ibu kandung korban.

“Tante korban pulang dan kebetulan ada ibu korban di rumahnya dan motor almarhum juga berada di depan rumahnya, tante korban kemudian bertanya kemana RRN. Ibu korban mengatakan di kediaman ibu Wakapolres, karena sebelumnya almarhum pamit ke ibunya mau ke kediaman Wakapolres,” tuturnya.

Merasa curiga, keduanya pergi ke kediaman Wakapolres Sorong sambil berteriak memanggil Bripda RRN dari luar pagar namun tak kunjung mendapat balasan. Selanjutnya, tante korban menghubungi adik korban.

“Ibu dan tantenya itu tidak bisa masuk ke dalam rumah karena ada dua anjing peliharaan yang dilepas RRN di halaman rumah. Kemudian tante korban menelpon adik korban, sampai di TKP adik kandung korban pun memanggil dan menelepon korban namun tidak ada jawaban juga,” ungkapnya.

Karena tak kunjung dibalas, adik korban kemudian memanjat tembok pagar bagian belakang rumah Wakapolres. Saat itu, adik korban dikejutkan dengan kondisi kakaknya yang sudah tergantung di kusen pintu dapur.

“Saat memanjat dinding belakang, adik korban kaget melihat kondisi kakaknya sudah dalam keadaan tergantung dengan kondisi tali rafia di kusen pintu dapur. Saat itu, mayat almarhum sudah dalam kondisi kaku mengeras dan daerah wajah membiru dan leher terlilit tali rafia sehingga menembus daging,” bebernya.

Edwin menuturkan adik korban kemudian tanpa berucap apapun keluar melalui pintu belakang rumah lalu memanggil temannya. Keduanya kemudian masuk ke dalam rumah dan menurunkan jasad Bripda RRN yang tergantung.

“Mereka menurunkan almalhum dengan cara adiknya memegang jenazah almarhum dan temannya mengambil pisau di dapur lalu memotong tali rafia tersebut. Keduanya kemudian mengangkat jenazah RRN dan diletakkan di dalam rumah,” tutupnya. detiksulsel