Indonesia Hampir Dibodoh-bodohi Perusahaan China

RRINEWSSMenteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarinves), Luhut Binsar Pandjaitan mengakui jika Indonesia hampir dibodoh-bodohi oleh Contemporary Amperex Technology Co (CATL), perusahaan baterai asal China dalam perundingan yang membahas investasi pabrik baterai listrik.

Namun kata Luhut upaya perusahaan China itu gagal karena Kemenkomarinves memiliki orang-orang handal dalam valuasi.

Perundingan pun kata Luhut berjalan alot hingga membutuhkan waktu empat bulan.

Selama itu kata Luhut, tarik ulur pun terus terjadi hingga perusahaan China tersebut menyerah untuk meneken kesepakatan yang saling menguntungkan.

Kesepakatan itu pun baru terlaksana pada pertengahan Desember 2022.

“Selama hampir 4 bulan kita negosiasi dengan salah satu pabrik baterai terbesar di dunia CATL. Mengenai valuasi saja, dia pikir Indonesia masih seperti 8 tahun lalu yang bisa dibodohi. Saya beruntung di tempat saya itu ada anak – anak pintar, yang tadi malam akhirnya sepakat. Saya lapor presiden kemarin sore,” kata Luhut saat memberikan pidato pada Peluncuran Strategi Nasional Aksi Pencegahan Korupsi Tahun 2023-2024, di kawasan Thamrin, Jakarta, Selasa (20/12/2022).

Kata dia hasil dari perundingan tersebut merupakan perundingan dengan menghasilkan angka kesepakatan yang besar menguntungkan Indonesia.

Luhut mengklaim jika timnya dapat menaikkan valuasi Hingga 850 juta dolar AS.

Kesepakatan perundingan ini segera ia sampaikan ke Presiden Jokowi.

“Valuasinya dari USD 850 juta. Kita bisa sampai pada USD 850 juta. Anda bayangkan, bisa menghemat berapa ratus juta dolar dalam satu perundingan internasional. Itu karena apa? Karena sudah mulai masuk pada anak-anak yang profesional,” lanjutnya.

Pesan yang ingin dia sampaikan agar bangsa Indonesia berbangga dan tidak melecehkan bangsa sendiri.

Luhut juga menyebut orang yang melecehkan bangsa Indonesia sebagai penghianat.

Luhut menegaskan bahwa Indonesia tidak mau didikte, mendorong adanya kesetaraan seperti yang disampaikan Presiden Jokowi saat berpidato di Brussels.

“Perundingan antara CATL dan Antam, saya baru dilaporkan tadi malam jam 3 pagi. Karena itu angka yang besar, kita tidak mau didikte, tapi yang kita mau adalah kesetaraan seperti pidato presiden di Brussels. Jadi win-win. Tidak boleh negara ini didikte oleh siapa saja. Presiden sampaikan itu,” ujarnya.

Seperti diketahui dalam Pidato Presiden Jokowi di Brussels pekan lalu di depan para pemimpin negara-negara Eropa ditekankan bahwa Indonesia menganut prinsip kesetaraaan dan dan tidak mau didikte negara lain.

Jokowi berpidato dalam pertemuan para pemimpin negara Eropa dan ASEAN atau EU-ASEAN.***
Sumber: Tribunnews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *