RRINEWSS.COM- JAKARTA- Berita mundurnya Airlangga Hartarto dari posisi ketua umum Golkar menjadi isu politik yang hangat diperbincangkan pembaca. Keputusan mundur yang dibuat yang tak terduga dan tiba-tiba membuat banyak publik berspekulasi terkait gejolak internal di tubuh Golkar.
Beberapa pihak menuding ada kudeta politik di dalam partai berlambang pohon beringin itu. Setelah mundurnya Airlangga, beberapa nama kandidat berpotensi mengisi posisi ketua umum Golkar. Selain Airlangga yang mundur, politisi Golkar lainnya, Jusuf Hamka juga ikut mundur dari Golkar.
Apa yang terjadi dengan Golkar? Berikut pembahasan isu politik terkini Beritasatu.com.
1. Airlangga Tinggalkan Jakarta dengan Wajah Lesu Setelah Mundur dari Ketum Golkar
Airlangga Hartarto resmi mengundurkan diri dari jabata Ketua Umum Partai Golkar. Ia pun meninggalkan kediamannya yang berada di Jalan Widya Chandra III, Jakarta Selatan, Minggu, (11/8/24).
Berdasarkan pantauan Beritasatu.com, Airlangga meninggalkan rumah dinas menggunakan mobil berpelat B 1220 ZZH. Diketahui, Airlangga menuju ke Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan wajah yang lesu.
Tangan Airlangga tampak dicium oleh sejumlah orang. Meski demikian ia tak berkomentar apa pun kepada awak media perihal pengunduran dirinya.
2. Airlangga Mundur, Jusuf Hamka: Itu Direbut, Ada Kekuatan Besar
Anggota Dewan Penasihat Partai Golkar Jusuf Hamka menilai pengunduran diri Airlangga Hartarto sebagai ketua umum Partai Golkar karena adanya kekuatan besar di luar partai berlambang pohon beringin tersebut. Menurut dia, Airlangga sebenarnya bukan mengundurkan diri, tetapi jabatan ketum direbut dari Airlangga oleh kekuatan besar.
Hanya saja, Jusuf Hamka mengaku tidak tahu siapa yang memiliki kekuatan besar untuk merebut jabatan ketum dari Airlangga.
Lebih lanjut Jusuf Hamka mengaku aneh dengan pengunduran diri Airlangga. Pasalnya, Airlangga mengundurkan diri setelah berhasil memberikan kontribusi kemenangan buat Golkar pada Pileg dan Pilpres 2024.
3. Eros Djarot Sebut Pengunduran Diri Airlangga sebagai Kudeta Golkar
Politikus dan budayawan Soegeng Rahardjo Djarot atau yang lebih dikenal sebagai Eros Djarot, menilai bahwa pengunduran diri Airlangga Hartarto dari posisi ketua umum DPP Partai Golkar sebagai kudeta di internal Golkar.
Menurut Eros, ada kemungkinan seseorang ingin mengambil alih jabatan ketua umum Partai Golkar, tetapi tidak melalui prosedur yang sesuai dengan anggaran dasar dan rumah tangga (AD/ART) partai, sehingga mencoba menggunakan cara lain untuk mencapai tujuannya.
4. 11 Waketum Berpeluang Menjadi Plt Ketua Umum Golkar
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengungkapkan bahwa terdapat 11 nama wakil ketua umum yang berkesempatan menjadi pelaksana tugas (Plt) ketua umum Golkar menggantikan Airlangga Hartarto.
Nama-nama tersebut akan dibahas dalam musyawarah partai dan dipilih secara resmi dalam rapat pleno yang dijadwalkan berlangsung pada Selasa (13/8/2024). Rapat pleno ini akan menentukan siapa yang akan menjabat sebagai ketua umum sementara hingga musyawah nasional (munas).
5. Mundur dari Golkar, Jusuf Hamka: Politik Itu Kasar dan Berat
Anggota Dewan Penasihat Partai Golkar Jusuf Hamka mengungkapkan bahwa politik itu kasar dan berat sehingga dirinya tak bisa mengikuti dinamika politik tersebut. Karena itu, Jusuf Hamka memutuskan mengundurkan diri dari kepengurusan dan semua kegiatan Partai Golkar.
Jusuf Hamka tidak menampik jika pengunduran dirinya terkait dengan dinamika Partai Golkar di mana Airlangga Hartarto resmi mengundurkan diri sebagai ketum Partai Golkar sejak Sabtu (10/8/2024). Dia menduga Airlangga Hartarto terzalimi sehingga mundur dari jabatan ketum partai.***