RRINEWSS.COM- Dumai – General Manager (GM) PT Wilmar Group, Simon Panjaitan setelah didemo beberapa ormas pada, Senin (10/02/2025) lalu akhirnya datang bersilaturahmi ke Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kota Dumai.
Kedatangan Simon Panjaitan bersama jajarannya Wilmar Group disambut baik oleh petinggi-petinggi adat.
Pertemuan yang digelar di gedung LAMR Dumai, LT II, Jalan Putri Tujuh, Kota Dumai, Kamis (13/2/2025) pagi.
Kedatangan mereka disambut hangat oleh petinggi-petinggi LAMR Dumai, sepertinya Ketua DPH, Datuk Seri Zamhur Egap, Sekretaris Datuk Januarizal, Ketua DKA, H Ujang Ilyas, serta Ketua DPH LAM Kawasan.
Selain itu juga tampak hadir menyambut kedatangan GM Wilmar beserta rombongan seperti Tameng Adat LAMR Dumai, beberapa perwakilan Ormas serta elemen masyarakat.
Selain bersilaturahmi, GM Wilmar Simon Panjaitan meminta maaf atas kondisi Kota Dumai yang terjadi beberapa minggu belakangan ini.
“Kami berharap silaturahmi hari ini bisa menciptakan hubungan lebih baik kedepannya. Pada momen ini kami juga meminta maaf atas kondisi yang terjadi belakagan ini, sekaligus minta tunjuk ajar kepada datuk-datuk di LAMR Dumai,” ujar Simon Panjaitan.
Ketua DPH LAMR Dumai, Zamhur Egap pada kesempatan itu mengucapkan terimakasih atas kunjungan silaturahmi dari PT Wilmar Nabati Indonesia.
“Terimakasih sudah berkunjung untuk bersilaturahmi dengan LAMR. Dengan komunikasi yang baik, tidak ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan. Semoga ini menjadi momentum untuk hubungan yang lebih baik kedepannya,” kata Zamhur Egap.
Pada kesempatan itu, Zamhur Egap juga menyampaikan persoalan yang ada secara sekilas. Intinya, sebagai payung negeri LAMR punya kewajiban dalam melindungi nasib anak kemenakan di Dumai.
“Melalui pertemuan hari ini, mari kita sama-sama mencarikan solusi terbaik. Yang lalu biarlah berlalu, kita tatap masa depan yang lebih baik,” ajak Datuk Seri Zamhur Egap.
Hal yang sama juga disampaikan Ketua Dewan Kehormatan Adat, H Ujang Ilyas yang sepakat untuk mencarikan solusi terbaik dari persoalan tenaga kerja yang diperjuangkan oleh Tameng Adat LAMR Kota Dumai.
“Datuk Seri sudah bicara panjang lebar, dan kita sangat bersepakat bahwa tidak ada kusut yang tidak bisa diselesaikan. Mudah-mudahan seluruh niat baik kita mendapat ridho dari Allah SWT, ujar Datuk H Ujang Ilyas.
Pertemuan yang dilaksanakan di Gedung LAMR Dumai itu sekaligus dalam rangka menindaklanjuti kesepakatan saat aksi demo yang dilakukan massa Tameng Adat dan elemen masyarakat di Gate Kantor PT Wilmar Jalan Datuk Laksamana dan Gate Kawasan Industri Dumai (KID) Pelintung pada, Senin (10/02/25) kemarin.
GM Wilmar Simon Panjaitan menyampaikan saat aksi pihaknya menyampaikan 12 pekerja akan diakomodir untuk bekerja.
“Usai demo kita langsung tindak lanjuti. Kita minta perusahaan yang ada di KID juga ikut membantu menampung pekerja. Dan kita sudah alokasikan, dan pastikan semuanya bisa kembali bekerja sesuai UMK dan standar kontrak. Mungkin posisinya tidak di security seluruhnya, tapi hak-hak mereka tetap sama,” ujar Simon Panjaitan.
Ditambahkan Simon, agar tidak ada lagi kesalahpahaman, pekerjaan yang diberikan sangat sesuai dengan pengalaman security.
“Jadi jangan muncul kekhawatiran, pekerjaan yang diberikan bukan asal-asalan. Kalau ada info mereka dipekerjakan di laut, itu tidak benar. Kita tetap akan menyesuaikan dengan pengalaman mereka,” tambah Simon Panjaitan.
Sementara Panglima Tameng Adat, Tengku Dedek Iskandar menyampaikan bisa menerima itikad baik dengan kedatangan GM Wilmar ke LAMR Dumai.
Namun untuk kedepan diharapkan Wilmar lebih teliti terhadap perusahaan subcon untuk meminimalisir potensi konflik. Salah satu contoh yakni PT Ganda Prabu Nusantara yang memancing situasi tidak kondusif.
“GPN ini bermasalah, kami minta tidak ada lagi GPN di Dumai. Kami berharap ada sikap tegas dari GM Wilmar untuk mendiskualifikasi GPN. Tak perlu takut, siapapun di belakang GPN akan kita hadapi, kami ada di belakang Wilmar,” tegas Tengku Dedek Iskandar.
Terkait permintaan pembatalan kontrak PT GPN, Simon Panjaitan mengaku sangat bisa merasakan situasi yang ada. Pihaknya secara tegas menyampaikan tidak ada yang menekan atau mengintervensinya terkait keberadaan PT GPN.
“Mohon beri kami waktu untuk melakukan evaluasi. Dan kami sudah memulai tahap-tahapannya. Saya tidak kenal dengan orang di belakang GPN. Dan saya tidak ada di intervensi. Saya akan melakukan sesuatu sesuai kewenangan yang saya miliki,” papar Simon Panjaitan.
Keseluruhan hasil pembicaraan dan keputusan yang diambil selanjutnya dituangkan dalam bentuk berita acara dan ditandatangani bersama oleh GM Wilmar, Simon Panjaitan dan pengurus LAMR Dumai. ***(ant)