RRINEWSS.COM- JAKARTA — Kondisi Sadira, sopir bus rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok yang mengalami kecelakaan maut di Ciater, Subang, Jawa Barat, kini sudah dalam kondisi stabil.
Meskipun demikian, dia masih menjalani perawatan di RSUD Subang. Di tengah perawatan tersebut, Sadira menceritakan mengenai kondisi rem sebelum kecelakaan yang menewaskan 11 orang–mayoritas pelajar SMK tersebut.
Mengutip dari tayangan CNNIndonesia TV, Sadira menceritakan momen rem bus yang dikendarainya ternyata blong saat di jalan menurun kawasan Ciater tersebut.
“Terus ngeremkan, nah rem, pas perseneling mau saya masukin itu, enggak bisa masuk. Enggak tahunya angin [rem] benar-benar habis. Setelah saat itulah saya kelabakan untuk [cari jalur] penyelamat , ang jalur alternatif tidak ada. Akhirnya saya inisiatif lah [banting kanan], bagaimana kalau diterusin otomatis banyak mobil yang habis. Akhirnya saya buanglah ke kanan,” katanya yang masih terbaring di RSUD Subang.
Sementara itu, Sadira mengatakan sebelum kecelakaan dia sempat merasa ada kondisi bermasalah pada rem bus tersebut. Oleh karena itu, dia sempat meminta mekanik untuk memperbaikinya saat beristirahat di rumah makan.
Setelah mekanik atau montir yang mengatakan kondisi kendaraannya sudah bagus kembali, dia pun berani melanjutkan perjalanan rombongan SMK yang baru dari Bandung itu kembali ke Depok.
“Ya pada saat itu saya sudah, dari atas juga sudah disetel rem, gitu,” kata Sadira mengutip dari detikJabar, Minggu.
“Sudah diperbaiki, sudah semua. Saya sampai panggil montir ya kan, udah dicek, kata montir aman, ya saya lanjutkan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Sadira mengaku telah memiliki rencana lain jika kondisi kendaraan memburuk. Dia mengatakan akan memindahkan penumpang ke kendaraan lain.
“Rencana saya kan kalau emang ini lebih parah, saya akan oper penumpang [ke bus lain],” kata Sadira.
Kecelakaan maut bus rombongan SMK Depok ini terjadi pada Sabtu (11/5) malam lalu kemarin sekitar pukul 18.45 WIB di jalanan yang menurun, Ciater, Subang.
Peristiwa itu melibatkan lima kendaraan, yaitu bus Trans Putera Fajar bernomor polisi AD-7524-OG, mobil Daihatsu Feroza di lajur Subang arah Bandung, serta 3 motor.
Sebanyak 11 orang menjadi korban jiwa dalam insiden ini. Korban tewas adalah 9 pelajar SMK Lingga Kencana Depok, 1 Guru SMK Lingga Kencana Depok, dan seorang pengendara motor yang merupakan warga Subang.
Polisi masih menyelidiki penyebab kecelakaan maut bus terguling yang menewaskan 11 orang di jalur wisata Ciater, Subang, Jawa Barat. Sopir bus juga hingga kini belum bisa dimintai keterangan.
Kakorlantas Polri Irjen Pol Aan Suhanan saat meninjau lokasi kecelakaan pada Minggu siang mengaku polisi belum bisa memeriksa sopir karena kondisinya yang belum stabil dan masih dirawat di RSUD.
“Supir kondisinya masih belum stabil ya, tadi kita lihat di sana (RSUD) belum stabil sehingga kita belum bisa diambil keterangan secara menurut baru investigasi saja, interogasi saja, jadi secara verbal ini belum diminta keterangan,” kata Aan usai meninjau lokasi kecelakaan, Minggu (12/5/2024).
Lebih lanjut, Aan mengungkapkan polisi masih harus menunggu hasil penyelidikan untuk menentukan kemungkinan ditetapkannya tersangka dalam peristiwa ini. Selain sopir, perusahaan bus juga berpotensi menjadi tersangka jika terbukti ada kelalaian.
“Apabila hasil penyelidikan mengarah ke tersangka lain, seperti contoh pengusaha, itu kita juga akan terapkan pasal terkait pengusaha yang mungkin ada kelalaian dan sebagainya, bisa dijadikan tersangka, ini sangat memungkinkan,” ujar Aan.
“Jadi tidak hanya mungkin pengemudi, bisa saja tersangka kalau hasil penyelidikannya mengarah ke adanya kelalaian daripada pengusaha kendaraan tersebut,” katanya.*** (kid/cnni)