“Letusan sekitar pukul 12.00 tengah malam. Sangat besar dan melontarkan larva pijar dan bebatuan,” kata Ketua Komisi Pembangunan Sosial Ekonomi (K- PSE) Keuskupan Larantuka, RD Fransiksus Xaverius Pey Hurin, Pr, Senin (4/11/2024).
Menurut dia, ada banyak geduang dan rumah warga yang terbakar. “Tidak hanya itu, banyak warga yang jadi korban. Ada juga yang meninggal,” ujarnya.
Proses evakuasi sudah dilakukan sejak Minggu tengah malam hingga dini hari. “Jumlah korban dan lainnya masih sedang didata. Siang ini kami bersama tim Caritas ke Hokeng,” katanya.
Sementara, seorang warga bernama Karolus Piter Wain, mengaku ikut membantu mengevakuasi sejumlah warga yang memjadi korban letusan.
Menurut dia, susana kejadian pada malam itu sangat mencekam. Ledakan dari letusan sangat keras dan membuat panik seluruh warga. “Sangat mencekam. Suasana tadi malam tu diperparah oleh adanya petir vulkanik yang menyambar bertubi-tubu tanah, aspal sampe lubang sumur. Banyak rumah terbakar,” katanya menceriterakan.
Sejumlah rumah warga, gedung milik biara susteran SSPS ikut menjadi korban. “Termasuk gedung sekolah dan asrama SMA Seminari San Dominggo Hokeng. Banyak juga anak seminari yang jadi korban,” katanya.
Menurut dia, proses evakuasi masih terus dilakukan untuk kepentingan keamanan para warga. *** (aky/okz)